Jakarta, MCI News – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) buka suara soal ramainya film animasi Merah Putih One For All produksi Perfiki Kreasindo.
Kemenekraf menegaskan, pemerintah tidak memberikan dukungan bersifat finansial maupun fasilitasi produksi dan promosi terhadap film Merah Putih One For All.
Baca juga: Produser Film Merah Putih One For All Bantah Terima Suntikan Dana Rp 6,7 Miliar dari Pemerintah
“Pada 7 Juli 2025, tim produksi Merah Putih: One For All melakukan audiensi dengan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar. Dalam audiensi tersebut, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif memberikan sejumlah masukan untuk peningkatan kualitas film animasi tersebut,” ungkap pihak Kemenekraf dalam keterangan resminya.
Kemenekraf tidak memiliki kewenangan untuk melakukan kurasi, apalagi meloloskan atau tidaknya sebuah tayangan film. Proses kurasi dan seleksi penayangan menjadi kewenangan pihak distributor, dalam hal ini pemilik bioskop.
“Kemenekraf berkomitmen terus mendorong ekosistem kreatif dari proses kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, hingga konservasi dalam menghasilkan produk ekonomi kreatif yang berkualitas,” tambahnya.
Baca juga: Inilah Sosok Dibalik Film Animasi Merah Putih One For All, Budget Rp 6,7 Miliar
Kemenekraf berkomitmen terus mendorong ekosistem kreatif dari proses kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, hingga konservasi dalam menghasilkan produk ekonomi kreatif yang berkualitas agar dapat mengakselarasi pasar nasional dan global melalui berbagai platform.
Film Merah Putih One For All dijadwalkan tayang di bioskop, Kamis (14/8/2025) sebagai momen menyambut Hari Kemerdekaan RI ke-80 pada Minggu (17/8/2025).
Namun, netizen justru memberikan kritikan pedas di media sosial. Mereka menilai film animasi itu memiliki kualitas di bawah rata-rata begitu cuplikan adegannya ditayangkan kanal YouTube Perfiki Kreasindo dan media sosial.
Film animasi yang disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang, serta diproduseri oleh Toto Soegriwo itu, menceritakan tentang sekelompok anak-anak yang terpilih menjadi "Tim Merah Putih".
Mereka menjaga bendera pusaka di sebuah desa yang tenang menjelang Hari Kemerdekaan. Namun, bendera tersebut hilang yang memaksa mereka bersatu dalam misi penyelamatan.
Editor : Yasmin Fitrida Diat