BMKG Ungkap Penyebab Turunnya Hujan di Jawa Timur pada Puncak Musim Kemarau

mcinews.id
Prakiraan cuaca BMKG, Jawa Timur diguyur hujan memasuki musim kemarau. (Foto: Istimewa)

Surabaya, MCI News – Jawa Timur masih dalam periode kemarau. Namun sebagian besar wilayahnya justru diguyur hujan ringan hingga sedang dalam beberapa hari ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap hujan meskipun sudah memasuki musim kemarau.

Baca juga: Gempa Maluku M 5,2 Tidak Berpotensi Tsunami

Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan menjelaskan, kondisi itu disebabkan dua faktor, yaitu adanya suhu muka laut di wilayah perairan Jawa Timur dan Selat Madura, serta adanya nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR).

“Kondisinya, menunjukkan nilai negatif 1 hingga 1,5 derajat celcius. Ini artinya terjadi aktivitas penguapan yang signifikan, sehingga menyebabkan terbentuknya awan-awan konvektif,” jelasnya.

Faktor berikutnya, adanya pancaran gelombang dari permukaan atmosfer yang juga memicu terjadinya pertumbuhan awan.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Jawa Timur, Hujan Mengguyur Surabaya 

“Itu adanya nilai OLR, jadi itu semacam pancaran gelombang dari permukaan atmosfer yang juga memicu pertumbuhan awan. Jadi, OLR ini terpantau pada pola cenderung bernilai negatif,” sambung Taufik Hermawan.

Wilayah di Jawa Timur yang bakal diguyur hujan antara lain, Bojonegoro, Lamongan, Malang Raya, Kota Batu, Surabaya, Mojokerto, Nganjuk, dan Madiun. Kemudian, wilayah Tapal Kuda, yakni Pasuruan, Probolinggo, dan Bondowoso, di wilayah barat seperti di Ngawi, Magetan, Pacitan, hingga Ponorogo.

Baca juga: Gelombang Tinggi Berpeluang di Sejumlah Perairan Indonesia

Hujan yang turun diprediksi tidak merata dan tidak berlangsung lama, namun tetap perlu diantisipasi, terutama oleh masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan serta pelaku sektor pertanian dan perikanan.

BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca melalui aplikasi dan media sosial resmi BMKG Juanda. Peringatan dini terkait cuaca ekstrem juga akan disampaikan secara berkala.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru