Surabaya, MCI News - DPC PDIP Kota Surabaya menggelar khitanan massal yang diikuti 70 orang dari target awal sebanyak 31 anak dari berbagai wilayah di Surabaya, Minggu (28/9/2025).
“Surabaya sudah merencanakan agenda tahunan, di breakdown menjadi bulanan. Setiap bulan kita punya agenda-agenda yang secara rutin untuk kemasyarakatan. Karena ini adalah perintah Ketua Umumkan PDIP Megawati Soekarno Putri untuk membantu masyarakat,” ujar Baktiono, B.A., S.S, ketika ditemui di sela-sela kegiatanya, di ruang Komisi B DPRD Kota Surabaya Jalan Yos Sudarso No. 18-22, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Senin (29/9/2025).
Baca juga: Sidak Komisi B DPRD Surabaya, Ungkap Beberapa Catatan Penting di Proyek RPH Osowilangun
Baktiono menambahkan, pihaknya juga sempat membantu warga kota Surabaya, khususnya bayi yang stunting. "Kita sudah memberikan bantuan, karena itu temuan langsung dari ketua umum. Setelah dilakukan tindak lanjut, ada 310 kejadian. Minggu (28/9/2025) adalah acara kitanan massal. Dan walaupun bukan hari libur sekolah, tapi kita mempunyai agenda rutin yang sudah direncanakan,” tambah kader PDIP tersebut.
Baca juga: DPRD Surabaya Pertanyakan Strategi Pemkot Terkait Defisit APBD Tembus Rp700 Miliar
"Dengan target 31 anak, karena setiap kecamatan kita mengharapkan ada satu. Karena ini antisipasi, bukan hari libur sekolah. Ternyata yang mendaftar sampai 70. Dengan banyaknya peserta yang melebihi dari target yang direncanakan, sehingga harus mendatangkan dokter tambahan, yang awalnya dengan 5 dokter, sehingga menjadi 10 dokter, dan bisa tertangani semua. Dan kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar," terang Baktiono.
Dia menjelaskan, kegiatan ini mendapat atensi dari mantan Walikota Surabaya Tri Rismaharini, selaku utusan dari DPP untuk melihat kegiatan secara langsung. Dan juga memberi apresiasi agar program-program kemasyarakatan ini terus dilanjutkan.
Baca juga: RPJMD Surabaya 2025-2029 Disahkan, Kolaborasi Kunci Menuju Kota Mendunia
“Agenda kegiatan tersebut adalah bulan Agustus lalu. Tetapi, berhubung penanggalan jawa terjadi pada bulan Suro, di mana bulan tersebut tidak boleh dilakukan kegiatan, sehingga baru terlaksana hari Minggu kemarin,” pungkas Baktiono.
Editor : Yasmin Fitrida Diat