Irak, MCI News – Irak merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia yang terletak di Timur Tengah atau Asia Barat Daya. Negara ini berbatasan langsung dengan enam negara, yaitu Kuwait, Arab Saudi, Yordania, Suriah, Turki, dan Iran yang menjadikan sebagian besar penduduknya berbangsa Arab.
Bagi warga Irak, tanggal 3 Oktober merupakan hari spesial yang dirayakan sebagai Hari Kemerdekaan. Pada hari ini, tepat 93 tahun yang lalu, Irak memperoleh kemerdekaannya dari tangan Britania Raya dan resmi diakui oleh Liga Bangsa-Bangsa sebagai negara yang merdeka.
Negara Irak modern dimulai pada 1831 yang dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman. Namun, saat itu namanya bukan Irak, melainkan hanya dikenal dengan kumpulan tiga provinsi, yaitu Basra, Baghdad, dan Mosul.
Dengan berakhirnya Perang Dunia I, Inggris mengalahkan Kekaisaran Ottoman. Pada 1920, provinsi-provinsi bekas Ottoman, yaitu Baghdad, Mosul, dan Basra, menjadi mandat Liga Bangsa-Bangsa di bawah pengawasan Inggris, yang dikenal sebagai Mandat Inggris untuk Mesopotamia.
Pemerintahan baru ini memicu reaksi dari rakyat Irak yang menolak kekuasaan Inggris. Pada tahun yang sama, protes meletus di Baghdad, dengan pertemuan besar di masjid Sunni dan Syiah, yang berujung pada pemberontakan bersenjata.
Sebuah pesawat Inggris terlibat dalam menumpas pemberontakan tersebut. Revolusi ini kemudian mengarah pada penandatanganan Perjanjian Inggris-Irak pada 1922, yang memberikan Irak pemerintahan sendiri tetapi tetap mempertahankan kontrol Inggris atas kebijakan luar negerinya.
Faisal I bin Al-Hussein menjadi Raja Irak pada 1921. Dia ditunjuk oleh Inggris untuk memimpin sebagai sarana kompromi yang aman. Meskipun Hussein adalah sekutu Inggris, ia juga seorang yang dekat dengan rakyat.
Dia memiliki silsilah yang dapat ditelusuri hingga Nabi Muhammad dan turut serta dalam pemberontakan Arab tahun 1916 melawan Ottoman. Hingga akhirnya, Kerajaan Irak menjadi negara berdaulat di bawah pemerintahan Raja Faisal pada 3 Oktober 1932.
Editor : Yasmin Fitrida Diat