Langit sudah Terang Pukul 05.00 WIB Padahal Dulu masih Gelap, Ini Penjelasan BMKG dan BRIN

mcinews.id
Penampakan langit sudah terang pukul 05.00 WIB, padahal dulu masih gelap di jam yang sama. (Foto: Istimewa)

Surabaya, MCI News – Mungkin Anda bertanya mengapa langit sudah terlihat terang disinari cahaya matahari pukul 05.00 WIB. Berbeda dengan beberapa waktu sebelumnya, pada jam yang sama, langit masih terlihat gelap. 

Ketua Tim Kerja Bidang Tanda Waktu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Himawan Widiyanto, mengatakan penyebab jam setengah enam pagi saat ini lebih terang dibanding sebelumnya adalah perbedaan waktu terbit matahari.

Baca juga: Gempa Sumenep M 6,5 Guncangan Terasa hingga Surabaya dan Daerah Lainnya

Menurut Himawan, penyebab perbedaan waktu terbit matahari disebabkan orbit bumi mengelilingi matahari dan kemiringan sumbu bumi.  

"Orbit bumi mengelilingi matahari yang berbentuk elips dan kemiringan sumbu bumi sebesar 23,5 derajat menyebabkan waktu terbit dan terbenam matahari yang tidak selalu sama," jelasnya. 

Himawan melanjutkan, saat sumbu bumi berputar dari posisi miring ke arah matahari menuju posisi mendekati Equinox, hal ini yang menyebabkan waktu terbit matahari menjadi lebih lambat.

Equinox sendiri adalah momen dalam setahun ketika siang dan malam hampir memiliki waktu sama panjang, yakni masing-masing sekitar 12 jam. Momen ini terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada 21 Maret dan pada 23 September.

Penjelasan BRIN

Senada, peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga menjelaskan bahwa fenomena ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

Baca juga: Gempa Sumenep M 6,5 Diikuti Beberapa Gempa Susulan

1. Kemiringan Sumbu Rotasi Bumi

Sumbu rotasi Bumi miring sekitar 23,5 derajat terhadap bidang orbitnya. Kemiringan inilah yang memicu terjadinya variasi panjang siang dan malam sepanjang tahun.

Bulan Oktober, Bumi sedang bergerak dari posisi Ekuinoks (sekitar 23 September) menuju Solstis Desember (sekitar 22 Desember). Pada periode ini, belahan Bumi selatan, tempat Indonesia berada, secara bertahap semakin condong ke arah Matahari.

2. Efek Perata Waktu (Equation of Time)

Baca juga: Gerhana Matahari Sebagian, Minggu 21 September 2025

Faktor lain adalah pengaruh dari orbit Bumi yang berbentuk elips. Orbit yang tidak sepenuhnya lingkaran sempurna menyebabkan kecepatan revolusi Bumi bervariasi.

Gabungan antara kemiringan sumbu dan bentuk orbit ini menciptakan apa yang disebut Perata Waktu (selisih antara waktu jam dan waktu Matahari sejati). Pada periode September hingga Desember, Matahari cenderung mencapai titik kulminasi tertinggi (solar noon) lebih cepat dari pukul 12.00 siang.

Akumulasi dari kedua faktor inilah yang mendorong pergeseran jadwal Matahari terbit menjadi lebih cepat.

Fenomena ini akan terus berlanjut hingga puncaknya di sekitar bulan November dan Desember, sebelum kemudian berangsur kembali normal.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru