Bali, MCI News - Ida Bagus Agung Brahadiguna atau yang akrab dipanggil Ajik Tolet Pria kelahiran Tabanan, Bali Adalah salah satu Pria yang suka berkebun, AJik Tolet menilai berkebun bisa membuatnya inspiratif.
“setiap orang itu sebenarnya itu senang berkebun mungkin masalah waktu aja dan kapan timing yang tepat, kenapa milih berkebun, ya dengan berkebun saya belajar lebih sabar. Ya dengan berkebun itu saya melihat bahwa kehidupan itu butuh berproses, dari bagaimana dia menanam, kalau ditanam tidak di tempat yang tepat dia juga tidak bisa tumbuh dengan baik, ya banyak-banyak filosofi di sana, bagi saya sih berkebun itu terapi. Ujar Ajik ketika ditemui MCI News di sela-sela kegiatannya, Senin, (27/10/2025).
Awal mula terbentuknya industri garmen yang dimiliki Ajik Tolet dengan brand Handmad semua adalah dari inspirasi. “Semua inspirasi saya di dunia fashion atau design, pertama senang gambar, habis itu senang desain, ya habis itu ada BMX, senang motor, ya senang musik, karena awalnya jadi referensinya itu, fashion itu ya dari sana, banyak referensinya itu kita aplikasikan di brand sendiri dan di komunitas, selama ini dibuat seperti event motor 2-tak, dan komunitas vespa.” Jelasnya.
Baca juga: Sambut HUT ke-67, Pemprov Bali Serahkan Bantuan Punia
Ajik Tolet juga sebagai pelaku ekonomi Kreatif dan Peran di Pemerintahan dalam agenda ekonomi kreatif di Pemprov Bali. “Kami sedang merancang kalau di industri kreatif, saya bergabung di Pemprov Bali tapi masih merancang , artinya belum bisa jalan sepenuhnya, karena masih dalam merancang pembentukan badan industri kreatif dan digital Bali.” Tambahnya.
Menurut Ajik Tolet, “Kalau saya melihat potensi kreatifnya Bali itu sangat kreatif, karena bisa dibilang orang Bali itu dilahirkan di daerah yang seni, dilahirkan di keluarga seni, karena dari kecil sudah melihat patung, dari kecil sudah biasa melihat tarian, gambelan, dan lain sebagainya, otomatis darah itu ada di sana.
Baca juga: Peluncuran Ruang Bersama Indonesia di Bali: Komitmen Baru untuk Perempuan dan Anak
Tinggal bagaimana sekarang pemerintah itu memberikan fasilitas, pemerintah itu memberikan penyerapan untuk bisa menyerap- karya seniman-seniman Bali ini.Selain mempertahankan itu juga, di sini harapannya biar bisa mereka sebagai seniman itu bisa dibilang mendapatkan kehidupan atau pekerjaan,” Tuturnya.
Ajik Tolet mengharapkan, dari sisi pemerintah harapannya memberikan regulasi, mencarikan jalan, mungkin dikenalkan di luar negeri,support untuk pameran di luar negeri, dalam kegiatan-kegiatan pemprov itu, jangan lupa menggunakan seniman lokal, artinya kita munculkan karakter kita sendiri, artinya di Bali itu sendiri.
“Pemerintah juga harus bisa mendampingi seniman, atau memperkenalkan dengan manajemen, kadang-kadang kan seniman itu, dia gak bisa memanajemennya, terutama tentang manajemen, apa namanya, yang berhubungan dengan bisnis, tidak bisa deal tidak enak, atau tidak merasa tidak pantas, dan lain-lain, ini pemerintah harus hadir, bisa dibilang untuk menstandarkan, contoh kecilnya, yang sampai penari kecak itu dibayar 80 ribu, satu kali nari, atau 150 ribu kan keterlaluan juga, jadi mungkin obyek wisata, atau hotel-hotel itu, kadang-kadang harus bayar seniman itu, lebih mahal.” Tegasnya.
Ajik Tolet berpesan untuk anak muda Bali yang ingin terjun ke dunia musik atau industri kreatif tapi masih ragu untuk memulai, “Kalau misalnya ragu-ragu untuk memulai, yang mending gak usah memulai, karena yang namanya kreativitas dalam industri kreatif ini memang penting, sebelum memulai ini memang harus punya keberanian, dan keberanian itu diperjuangkan, tidak bisa dengan teori, tidak bisa dengan membaca buku, tidak bisa dengan diperintah orang, keberanian itu memang harus diperjuangkan.” Pungkasnya.
Editor : Cahaya Kurniawan