Bali, MCI News - Fakultas Kedokteran Universitas Udayana bersama PT Varash Saddam Nusantara membuktikan sinergitas ketahanan pangan dengan adanya penanaman selama empat bulan dan panen perdana ubi ungu yang dilakukan di Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal.
Panen kali ini merupakan yang kedua ubi ungu dilakukan, Minggu (21/9/2025) pukul 15.29 di lahan sawah dekat Balai Banjar Karang Dalem I. Sedangkan panen pertama sudah dilakukan pada 15 September lalu, dan akan dilanjutkan dengan panen ketiga pada (22/9).
Pada acara tersebut Bupati Badung diwakili oleh Kadis Pertanian Pemkab Badung I Wayan Wijana yang juga dihadiri Ketua TP PKK Putu Rasniathi, Camat Abiansemal, Perbekel Bongkasa Pertiwi, dan dinas lainnya.
Saat panen, Putu Rasniathi dikejutkan dengan hasil ubi ungu yang dipanennya begitu besar daripada yang lain.
Ketika panen masih dilaksanakan, Guru Besar Universitas Udayana, Profesor. Dr. I Made Jawi mengatakan, tujuan penanaman tersebut untuk mendapatkan benih ubi ungu dan menjadikan ubi ungu menjadi obat herbal standar dengan pertimbangan kesuburan tanah di Bongkasa Pertiwi yang juga mempengaruhi nutrisi di dalamnya.
"Sudah kami tanam di Ubud, Telaga, dan di tempat lain.Ternyata, kandungan zat aktif yang ada di sini paling tinggi dari yang kami tanam di tempat lain," ujarnya.
"Dan namanya sudah ada, namanya adalah Ubi Ungu Pertiwi," lanjutnya.
TP. PKK Badung Putu Rasniathi saat panen ubi ungu kedua pada 21 September 2025 di Bongkasa Pertiwi
Di saat yang bersamaan, ia mengatakan kepada wartawan MCI akan harapan semoga curah hujan tahun ini tidak mengganggu kesehatan ubi ungu dan catatan perlunya pengembangan drainase di sekitar.
Kegiatan dilanjutkan mengunjungi Pura Dalem Balai Banjar Karang Dalem II lalu menemui stand UMKM Badung yang menyajikan produk makanan berbahan ubi ungu. Ketua TP PKK Badung mengakui banyak manfaat ubi ungu untuk kesehatan.
"Memang manfaatnya sangat banyak. Diantaranya untuk menurunkan kolesterol, asam urat, gula darah, dan banyak lagi manfaatnya," tutur Rasniathi Adi Arnawa saat wawancara usai acara di Balai Banjar II.
Dia juga merekomendasikan ubi ungu untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Terlebih lagi, ketika di Balai Banjar, ia bertemu dengan banyak lansia yang memiliki masalah kesehatan seperti kolesterol. Dan kolesterol tersebut membuat anggota tubuh lansia khsususnya bagian kaki menjadi kesulitan untuk berjalan.
"Perlahan mungkin dibiasakan memakan ubi ungu. Dan selebihnya, Profesor dari Unud akan mengembangkan ubi ungu, " tutupnya.
Profesor. Dr. I Made Jawi akan pembagian bibit ubi ungu yang sangat mungkin bisa dibagikan secara gratis kepada seluruh masyarakat Badung. Untuk bibit ubi ungu bisa didapat juga oleh masyarakat luar Badung dengan harga Rp 8.000 - Rp 10.000/kilo.
Guru Besar Unud Profesor I Made Jawi M.Kes bersama mahasiswanyaDi akhir, I Made Jawi menegaskan ubi ungu yang berada di Bongkasa Pertiwi diakui sebagai yang terbaik karena kandungan obatnya yang lebih tinggi.
"Kadar obatnya yang kita lihat. Antosianin dan flavonoid, itu yang kita ukur. Ternyata yang ditanam disini lebih tinggi diantara lokasi daerah lain. Kalau angkakan 57, yang lain bisa dibawah 30, antosianinnya (1,..) satu koma sedangkan yang lainnya nol koma (0,.. 0)
Dengan adanya ubi ungu yang akan dikembangkan, maka tidak menutup kemungkinan akan ada aktifitas perdagangan baru seperti menjual hasil panen ubi ungu hingga produk olahan dari ubi ungu.
Editor : Yasmin Fitrida Diat