Unitomo Bersinergi Membangun Kampung Pancasila, Menguatkan Nilai Kebangsaan di Tengah Masyarakat

mcinews.id
Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH, MH Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Ketika ditemui di sela-sela kegiatannya, Selasa, (16/9/2025). (Foto: Dokumentasi)

Surabaya, MCI News – Kampung Pancasila adalah sebutan untuk desa atau wilayah di Indonesia yang ditetapkan dan difokuskan untuk menjadi contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Tujuannya adalah menumbuhkan kerukunan antarumat beragama, toleransi, gotong royong, dan rasa cinta tanah air, serta membangun karakter masyarakat yang berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara. 

Walikota Eri Cahyadi segera membentuk Kampung Pancasila dan Satuan Tugas (Satgas) Kampung Pancasila di seluruh wilayah Surabaya. Hal ini disampaikan dalam sebuah arahan daring kepada jajaran Kepala Perangkat Daerah (PD), camat, lurah, serta Ketua RT/RW se-Surabaya, Program ini merupakan langkah konkret mewujudkan visi Surabaya sebagai kota yang sejahtera dan berkarakter Pancasila, dengan penekanan kuat pada peran keluarga dan semangat gotong royong.

Baca juga: Pembentukan Kampung Pancasila di Kota Surabaya, Kemendagri Kaji SOP Untuk Diterapkan Nasional

“Terkait dengan hadirnya Kampung Pancasila, Unitomo sebagai kampus Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di wilayah Surabaya, dan memiliki 8.000 mahasiswa, dan pada semester ini, dan saat ini masih sedang berjalan, kami sudah memiliki hampir 2.000 mahasiswa baru di kelas reguler, dan sebagian besar itu adalah dari masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, saya merasa punya tanggung jawab moral untuk ikut bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, untuk mewujudkan agar program yang dicetuskan oleh Walikota Eri Cahyadi ini menjadi sukses," ujar Prof. Dr. Siti Marwiyah, SH, MH Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, ketika ditemui di sela-sela kegiatannya di Kampus Unitomo Jalan Semolowaru No. 84, Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (16/9/2025).

Prof Siti Marwiyah menambahkan, dengan total 8.000 mahasiswa, termasuk 2.000 mahasiswa baru, akan disebar ke seluruh kampung-kampung yang ada di Surabaya untuk bersinergi dengan masyarakat.

"Nanti kami koordinasikan, dosen melakukan program-program yang bersinergi dengan masyarakat. Misalnya, bagaimana mengajarkan tentang toleransi, kemudian bagaimana mengajarkan pada masyarakat sekitar agar tidak ada pembulian, bagaimana agar tidak ada perjudian, di mana saat ini judi online sedang marak, dan saya kira di sekitar Surabaya ini juga cukup banyak. Oleh karena itu, bagaimana toleransi, kemudian kebersamaan sesama masyarakat, kemudian kita ini menggali potensi-potensi masyarakat untuk kemudian kita dukung," tuturnya.

Sebagai Rektor, Prof Siti Marwiyah berusaha untuk mewujudkan Kampung Pancasila di Surabaya, bersinergi dengan Walikota Surabaya Eri Cahyadi.

"Dengan adanya mahasiswa yang menempuh pendidikan Pancasila pada mahasiswa semester satu dan semester tiga, kami juga punya program Kuliah Kerja Nyata (KKN), yang saya kira nantinya kita ikutkan dalam program KKN tematik yang temanya tentang Kampung Pancasila. Sehingga produk-produk KKN ini adalah bagaimana mereka bersinergi di kota Surabaya ini mewujudkan Kampung Pancasila," sambungnya.

Baca juga: 1.360 Kampung Pancasila di Surabaya, Perkuat Gotong Royong Warga

"Mencegah narkoba, tentang bagaimana mencegah judi online (judol), tentang bagaimana kemudian meningkatkan potensi ekonomi masyarakat. Termasuk misalkan karena kami punya lembaga pusat pariwisata. Kami punya pusat studi pengembangan pariwisata ekonomi kreatif, maka saya ingin Surabaya saat ini sedang membangun wilayah-wilayah atau tempat-tempat untuk peningkatan pariwisata, maka kami ingin menerjunkan mahasiswa kami bagaimana kemudian dengan daerah wisata itu, kemudian masyarakat sekitar memiliki potensi ekonomi yang cukup,” jelasnya.

Selain itu, Unitomo mempunyai banyak program tentang pemberdayaan masyarakt (LPPM) yang nantinya, jika para mahasiswa lulus, akan langsung dapat berkontribusi untuk masyarakat.

“Misalkan dengan media sosial (medsos), misalkan dengan peningkatan teknologi pangan yang saya kira bisa membantu masyarakat untuk melahirkan produk-produk makanan yang bisa dijual di kota wisata Surabaya ini. Saya kira itu salah satu programnya," terang Prof Siti Marwiyah.

"Jika tadi adalah pertama pendidikan Pancasila, yang kedua dengan KKN Tematik, yang ketiga, setiap dosen punya kewajiban untuk melakukan pengabdian masyarakat. Maka tentu kita harus bersinergi dengan walikota, bahwa pengabdian masyarakat yang dilakukan bagaimana meningkatkan potensi ekonomi masyarakat dengan kemudian menciptakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya mendukung Kampung Pancasila, sehingga Surabaya ini menjadi kota yang sangat Pancasilais," sambungnya.

"Bukan hanya kata-kata saya Pancasila, tapi tidak melakukan apa-apa, tetapi saya kira bahwa ketika kita sudah menyatakan Unitomo Pancasila, Unitomo sebagai kampus kebangsaan kerakyatan, maka kegiatan mahasiswa, kegiatan dosen harus berdampak terutama pada masyarakat Surabaya dengan mewujudkan Kampung Pancasila," tutupnya.

Kampung Pancasila sebagai fondasi pembangunan kota. Konsep ini bukan hanya retorika, melainkan implementasi nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Di mana nila-nilai Pancasila saat ini sudah mulai pudar, sehingga toleransi, keragaman, dan lain-lain sudah hampir hilang di tengah masyarakat saat ini, di mana seharusnya toleransi dan keberagaman adalah salah satu ciri khas Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru