Kyiv, MCI News - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin menolak proposal gencatan senjata yang didukung Pemerintah Amerika Serikat menyusul serangan baru yang menghantam infrastruktur sipil di Ukraina. Padahal, Washington sudah mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari sebagai langkah awal menuju penyelesaian perang Rusia-Ukraina.
Namun, dalam percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, Vladimir Putin menolak usulan tersebut, karena mengaitkannya dengan penghentian total bantuan militer Barat untuk Ukraina.
Baca juga: Putin Panggil 160.000 Pemuda untuk Wamil
Kremlin menyatakan, Putin telah memerintahkan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari. Di sisi lain, Kantor berita CNA, Rabu 19 Maret 2025, Rusia dan Ukraina sudah menyepakati pertukaran 175 tahanan.
Volodymyr Zelenskyy menyambut baik penghentian serangan terhadap infrastruktur energi, tetapi ia meminta rincian lebih lanjut dari Washington.
Sementara itu, Pemerintah AS mengumumkan, pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina akan dilanjutkan di Jeddah, Arab Saudi, pada Ahad 23 Maret 2025.
Meski ada kesepakatan untuk menahan serangan terhadap jaringan energi, Rusia tetap melancarkan serangan ke berbagai wilayah Ukraina. Serangan udara menyebabkan ledakan di beberapa kota, termasuk Sumy, yang dampaknya sampai mengenai sebuah rumah sakit.
Baca juga: Macron: Serangan Israel di Beirut Tidak Bisa Diterima
"Serangan malam hari seperti inilah yang dilakukan Rusia untuk menghancurkan sektor energi kami, infrastruktur kami, dan kehidupan normal rakyat Ukraina. Hari ini, Putin secara efektif menolak proposal untuk gencatan senjata penuh," kata Zelenskyy.
Gedung Putih menyebut Putin menyetujui penghentian serangan terhadap infrastruktur energi selama 30 hari. Namun, Rusia tetap menuntut penghentian total bantuan militer dan intelijen negara-negara Barat kepada Ukraina sebagai syarat untuk gencatan senjata penuh.
Kremlin juga menegaskan, Ukraina tidak boleh melakukan mobilisasi atau menyiapkan persenjataan ulang selama gencatan senjata berlangsung.
Baca juga: Zelenskyy: Saya Tak Lakukan Hal Buruk Pada Trump
Zelenskyy menuduh Rusia sebenarnya enggan mengakhiri perang dan menyatakan pasukan Ukraina akan terus berperang di wilayah Kursk.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji akan terus memberikan bantuan militer kepada Ukraina.
“Ukraina bisa mengandalkan dukungan kami,” kata Scholz.
Editor : Budi Setiawan