Samarinda, MCI News - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 4 Samarinda memberi penjelasan tentang insiden kapal tongkang yang menabrak Jembatan Mahakam, Sabtu malam 26 April 2025. Kejadian tersebut berada di luar jam penggolongan kapal.
Menurut Tim Humas Pelindo Regional 4 Samarinda Ali Akbar di Samarinda, Ahad 27 Aptil 2025, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 Wita. Saat itu, kapal tongkang milik PT SKA tengah melakukan olah gerak tambat untuk menunggu pelayanan penggolongan jembatan keesokan harinya.
"Pada jam tersebut sudah tidak masuk jam kegiatan penggolongan di Jembatan Mahakam," ujar Ali Akbar.
Ia menjelaskan, saat olah gerak tambat, tali pengikat tugboat ke tongkang terputus, mengakibatkan tongkang hanyut terbawa arus ke arah bawah jembatan.
Upaya tugboat pemilik barang gagal menahan laju tongkang, sehingga operator kapal meminta bantuan evakuasi ke kepanduan Pelindo.
Pelindo sebagai pengelola operasional pelayaran kapal di Sungai Mahakam Samarinda kemudian mengerahkan dua unit kapal tunda untuk melakukan evakuasi.
Saat proses evakuasi, posisi tongkang sudah melewati kolong jembatan dan mendekati Jety Pertamina. Evakuasi akhirnya dilakukan ke area dekat Masjid Jami' Darun Ni'mah, Karang Asam.
"Posisi Pelindo di sini membantu evakuasi tongkang yang hanyut di wilayah kerja Pelindo sebagai tanggung jawab atas keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim," tegas Ali Akbar.
Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Sapto Setyo Pramono yang meninjau lokasi kejadian menyatakan, insiden itu seharusnya tidak terjadi, mengingat telah ada Peraturan Daerah (Perda) No. 1/1989 yang mengatur zona steril di sekitar jembatan.
"Area steril itu 500 meter, dan 5 Km steril di kanan kirinya. Ini memang harus diperhatikan. Jadi kalau begini, ini sudah ranah pidana," kata Sapto seperti dilaporkan Antara.
Ia meminta pertanggungjawaban Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Pelindo atas insiden tersebut.
Sapto telah berkoordinasi dengan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait kejadian tersebut.
"Saya minta rapat secepatnya besok. Kami panggil semua pihak, siapa saja, bahkan instansi yang lalu lintas di pengolongan ini siapa saja. Ini tidak boleh dibiarkan," ujarnya tegas.
Ia mendesak lalu lintas penggolongan jembatan ditutup sementara waktu untuk mencegah terjadinya korban jiwa, mengingat pengalaman buruk insiden serupa di Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) beberapa waktu lalu. "Jangan sampai ada korban, apalagi kematian warga Kalimantan Timur di Jembatan Mahakam I. Sudah cukup yang di Kukar sebagai pengingat kita."
Editor : Budi Setiawan