Antisipasi eskalasi dengan NATO akibat Perang Ukraina

Putin Panggil 160.000 Pemuda untuk Wamil

mcinews.id
Rusia panggil ratusan ribu pemuda untuk ikut wajib militer. (Foto: Euronews)

Moskow, MCI News - Presiden Vladimir Putin telah memanggil 160.000 pria berusia 18-30 tahun untuk menjalani wajib militer (wamil) yang akan digelar pada musim semi dan gugur. Jumlah itu terbanyak di Rusia sejak 2011, saat negara itu mulai bergerak membesarkan ukuran militernya.

Pemanggilan dinas militer selama satu tahun itu dilakukan beberapa bulan setelah Putin menyatakan negaranya harus meningkatkan ukuran militernya menjadi hampir 2,39 juta dan jumlah prajurit aktifnya menjadi 1,5 juta.

Baca juga: Zelenskyy Tuding Putin Tolak Gencatan Senjata

Melansir BBC, Putin telah menaikkan jumlah militer tiga kali sejak ia memerintahkan pasukan untuk merebut Ukraina pada Februari 2022. Pada Desember 2023, Kementerian Pertahanan Rusia mengaitkan peningkatan ukuran militer dengan 'ancaman yang semakin besar' dari perang di Ukraina dan ekspansi North Atlantic Treaty Organization (NATO).

NATO telah berkembang hingga mencakup Finlandia dan Swedia, sebagai akibat langsung dari invasi Rusia ke Ukraina. Finlandia memiliki perbatasan terpanjang NATO dengan Rusia, yaitu sepanjang 1.343 km (834 mil).

Wakil Laksamana Vladimir Tsimlyansky menegaskan, para wamil baru tidak akan dikirim bertempur di Ukraina, melainkan untuk apa yang disebut Rusia sebagai 'operasi militer khusus'.

Namun, ada laporan tentang tewasnya sejumlah pemuda wamil pada pertempuran di wilayah perbatasan Rusia. Mereka diketahui dikirim untuk bertempur di Ukraina pada bulan-bulan awal perang tersebut.

Draf wamil para pemuda yang digelar antara April dan Juli 2025 itu, muncul di tengah upaya Amerika Serikat untuk melakukan gencatan senjata dalam perang Rusia-Ukraina tersebut.

Selasa 1 April 2025, Ukraina mengatakan, serangan Rusia terhadap fasilitas listrik di bagian Kota Kherson telah menyebabkan 45.000 orang hidup tanpa listrik.

Meskipun menolak gencatan senjata penuh yang ditengahi AS dengan Ukraina, Rusia menyatakan setuju untuk berhenti menyerang fasilitas energi.

Pejabat Rusia bahkan mengaku sudah memberi tahu Putin tentang adanya pesawat nirawak Ukraina yang melakukan serangan dengan sedikit tanda-tanda akan berhenti.

Rusia memanggil wajib militer pada musim semi dan gugur, tetapi wamil terbaru 160.000 pemuda 10.000 lebih banyak daripada periode yang sama pada tahun 2024.

Sejak awal tahun lalu, jumlah pemuda yang direkrut untuk wamil telah perbanyak dengan menaikkan usia maksimum dari 27 menjadi 30 tahun.

Selain pemberitahuan wamil yang dikirim melalui pos, pemuda Rusia akan menerima pemberitahuan di situs web layanan negara Gosuslugi. Di Moskow, ada laporan wamil telah dikirim pada tanggal 1 April melalui situs web kota mos.ru.

Namun faktanya, semakin banyak orang Rusia yang mencoba menghindari wamil dengan mengikuti 'layanan sipil alternatif'.

Pengacara hak asasi manusia Timofey Vaskin memeringatkan, setiap wajib militer baru sejak dimulainya perang telah menjadi lotre, "Pihak berwenang menemukan bentuk-bentuk baru untuk mengisi kembali tentara."

Selain wamil dua kali setahun, Rusia juga memanggil sejumlah besar orang sebagai tentara kontrak dan merekrut ribuan tentara dari Korea Utara.

Moskow menanggung kerugian besar di Ukraina, sebagaimana verifikasi BBC dan Mefiazona yang melaporkan lebih dari 100.000 orang tentara Rusia tewas di Ukraina. Jumlah sebenarnya bisa lebih dari dua kali lipat.

Perdana Menteri Finlandia Petteri Orpo mengatakan, negaranya akan bergabung dengan negara-negara tetangga lain Rusia dalam menarik diri dari konvensi Ottawa yang melarang ranjau anti-personel.

Polandia dan negara-negara Baltik membuat keputusan serupa dua pekan lalu, karena ancaman militer dari Rusia. Orpo mengatakan keputusan untuk melanjutkan penggunaan ranjau anti-personel didasarkan pada saran militer, dan rakyat Finlandia tidak perlu khawatir.

Pemerintah di Helsinki juga mengatakan pengeluaran pertahanan akan ditingkatkan menjadi 3ri output ekonomi (PDB), naik 2,4ri tahun lalu.

Editor : Budi Setiawan

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru