Jakarta, MCI News - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent saat menghadiri Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC.
Sri Mulyani menyampaikan, proposal yang disampaikan Indonesia melalui tim delegasi telah mendapat pengakuan sebagai salah satu yang paling komprehensif dan visioner. Pemerintah AS memberikan apresiasi terhadap respons aktif Indonesia dalam membuka ruang dialog dan mendorong reformasi struktural dalam negeri.
Baca juga: Rupiah Anjlok Rp 17.000 per Dolar Amerika, Mirip Krisis Moneter 1998?
“Dengan bekal komunikasi awal, yang tadi Indonesia among the first timer, the first mover, itu dianggap akan memberi advantage atau keuntungan dalam posisi Indonesia di dalam proses perundingan ini. Feedback positif ini tentu menjadi bekal bagi kita untuk terus melakukan pembahasan di level teknis. Tentu pada akhirnya diharapkan akan terjadi sebuah agreement,” tutur Menkeu dalam konferensi pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Dagang Indonesia-AS secara daring di Jakarta, Jumat 25 April 2025.
Indonesia telah menandatangani perjanjian non-disclosure dengan USTR pada 23 April 2025. Proses itu menandai masuknya Indonesia ke fase awal negosiasi tarif, menjadikannya salah satu dari 20 negara pertama yang masuk ke tahap tersebut.
Selain membahas hubungan bilateral Indonesia-AS, kedua belah dalam pertemuan itu kedua delegasi juga menyoroti arah kebijakan global AS melalui peranannya di lembaga-lembaga multilateral.
“Menkeu AS Scott Bessent, menyampaikan posisi AS tetap akan menjadi anggota sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Lembaga-lembaga itu tetap menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasional AS,” ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Ini Langkah Strategis Indonesia Respons Tarif Resiprokal AS
Posisi AS dalam institusi global tersebut menjadi penting untuk dicermati, karena dapat berdampak pada struktur perdagangan dan kerja sama internasional, termasuk dengan Indonesia.
Dalam memahami sudut pandang AS, Sri Mulyani menilai, Negeri Paman Sam itu tengah mendorong tatanan perdagangan baru yang lebih resiprokal atau saling menguntungkan.
Dalam konteks itulah, lanjut Menkeu, Indonesia memilih langkah menguati pendekatan diplomasi ekonomi melalui berbagai jalur, termasuk Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Kementerian Perdagangan AS, hingga Departemen Keuangan AS.
Baca juga: Indonesia-Malaysia Koordinasi Merespons Kebijakan Tarif Resiprokal AS
Upaya tersebut menjadi bagian penting dari strategi negosiasi tarif resiprokal yang kini sedang dijalankan pemerintah Indonesia.
“Di dalam konteks ini tentu kita juga harus terus mempelajari perkembangan ini (AS). Sebab, di dalam pembahasan kami (negosiasi), pemerintahan Presiden Donald Trump juga menyoroti mengenai hubungan AS dengan China sebagai salah satu hal, yang tentu berpengaruh terhadap Indonesia maupun seluruh kawasan ekonomi di dunia,” ujarnya.
Editor : Budi Setiawan