Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Tutup Runway Sementara, Ada Overlay Maintenance

mcinews.id
PT Angkasa Pura Indonesia saat ini tengah melaksanakan pekerjaan pemeliharaan perkerasan landas pacu (runway) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. (Foto: Istimewa)

Mangupura, MCI News - Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali melakukan evaluasi untuk memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan. PT Angkasa Pura Indonesia saat ini tengah melaksanakan pekerjaan pemeliharaan perkerasan landas pacu (runway). Proses perkerasan atau yang dikenal dengan istilah overlay ini dilakukan di seluruh permukaan runway, yakni sepanjang 3.000 meter, dengan lebar 45 meter.

Overlay merupakan bagian dari program pemeliharaan infrastruktur bandara yang dilakukan untuk menjaga kekuatan struktur runway, di mana saat proses lepas landas atau pendaratan pesawat diperlukan permukaan yang datar dan kokoh dengan tingkat kekuatan tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam keselamatan penerbangan.

Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Tunda 24 Penerbangan, Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab menyampaikan, selama dua tahun ini manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai berfokus pada revitalisasi dan optimalisasi di bagian sisi darat. Meliputi terminal, akses jalan di dalam kawasan bandara, hingga pembangunan JPO. Tahun ini, pihaknya berupaya meningkatkan kinerja bandara di area sisi udara, khususnya runway.

"Runway merupakan salah satu alat produksi utama dalam mendukung operasional bandara dan sebagai pengelola bandara, kami memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai. Untuk itu, kami harus memastikan fasilitas ini selalu dalam kondisi baik dan laik pakai dari sisi kekuatan maupun keandalan strukturnya," ujar Syaugi.

Dia menambahkan, pengerjaan overlay yang sedang berlangsung direncanakan akan memakan waktu 10 bulan, dimulai dari bulan Juli ini.

"Sebelumnya kami melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap kondisi perkerasan runway. Dari hasil evaluasi tersebut kami memutuskan untuk melakukan pemeliharaan dengan metode lapis ulang," imbuh Syaugi.

Baca juga: 87 Penerbangan Sehari Batal di Bandara Bali, Imbas Erupsi Lewotobi Laki-laki

Berdasarkan lalu lintas penerbangan sepanjang tahun 2024 lalu, Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi bandara tersibuk kedua di Indonesia, dengan total 142 ribu pergerakan atau rerata 388 pergerakan pesawat per hari.

Bandara I Gusti Ngurah saat ini juga melayani penerbangan-penerbangan dengan menggunakan tipe pesawat besar seperti Boeing 777-300 ER (B773ER) dan Airbus 380-800 (A388).

Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Fasilitasi Penumpang Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

"Dengan trafik penerbangan yang terus meningkat setiap tahun serta pilihan pesawat berbadan besar yang digunakan oleh airline khususnya untuk penerbangan jarak jauh, maka kami rancang perkerasan runway agar memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi dan beban perlintasan yang berat," jelas Syaugi.

Untuk memastikan operasional penerbangan dapat berjalan dengan aman dan lancar, Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai telah berkoordinasi dengan Airnav Indonesia cabang Denpasar dan para airline operator.

"Kami juga telah menerbitkan pemberitahuan kepada penerbang atau notice to airman (NOTAMN), karena selama waktu pekerjaan overlay untuk sementara runway kami tutup, yakni pukul 02.00 WITA sampai 07.00 WITA. Dengan pemberitahuan ini, airline operator diminta untuk menyesuaikan jadwal penerbangannya dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai karena keselamatan penerbangan adalah hal mutlak yang wajib dipenuhi dan didukung oleh pihak terkait di bandara," pungkas Syaugi.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru