PDIP Peringati Kudatuli dengan Refleksi Membangun, Diharapkan Kader dan Pengurus Selalu Kompak Membangun Bangsa

mcinews.id
Hj. Siti Mariyam, SH bicara soal peringatan Kudatuli, , ketika ditemui di ruangan Komisi C DPRD Kota Surabaya. (Foto: Pandu/MCI.News)

Surabaya, MCI News - Peristiwa 27 Juli 1996 merupakan tragedi kelam yang tidak dapat dilupakan dalam sejarah politik Indonesia. Peristiwa Kudatuli 27Juli 1996 disebut juga dengan peristiwa Sabtu Kelabu, di mana adanya serangan pasukan pemerintah Indonesia kepada kantor pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI), yang diduduki oleh para pendukung pemimpin partai yang baru saja digulingkan, Megawati Soekarnoputri. Peristiwa di Kantor DPP PDI, Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat ini diwarnai kerusuhan selama dua hari.

Kudatuli diperingati secara serentak di setiap Kelurahan oleh PDIP. “Ada 154 lokasi peringatan peristiwa Kudatuli, dan 1 di kantor Dewan Pimpinan Cabang PDI-P Surabaya. Jadi ada total 155 titik lokasi peringatan,” ujar Hj. Siti Mariyam, SH, ketika ditemui di ruangan Komisi C DPRD Kota Surabaya, Jalan Yos Sudarso No.18-22, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur, Senin (28/7/2025).

Di setiap Kelurahan atau ranting, juga mengundang tokoh-tokoh lama dari PDIP. "Hal ini dimaksudkan, agar masyarakat mengetahui PDIP dibangun dengan berdarah-darah," terang politikus PDIP tersebut.

Mariyam menambahkan, Kudatuli ini diperingati dengan tujuan membangun semangat kader-kader agar mengetahui apa yang disebut dengan “Jas Merah”. "Jadi, jas merah harus dipahami oleh semua kader dan pengurus PDIP," tandasnya.

Sekarang banyak pengurus baru yang belum mengetahui secara detail, bagaimana PDIP dibangun hingga menjadi besar seperti sekarang ini. “Respons perigatan Kudatuli ini sangat positif, sehingga menumbuhkan semangat juang para kader PDIP, sehingga tercipta suasana kompak dan membangun bangsa bersama rakyat dengan satu komando,” tambahnya.

Ketika disinggung mengenai adanya ketidak harmonisan di internal partai, Mariyam menjelaskan dengan tegas, bahwa tidak ada masalah serius di internal partai. “itu hanya personal saja, adanya ketidak puasan kepemimpinan, dan kemungkinan tidak siap dalam menerima sanksi,” ujarnya.

Peristiwa Kudatuli ini merupakan sejarah PDIP sehingga setiap tahunnya diperingati oleh kadernya. “Surabaya setiap tahun selalu diadakan dan mekanisme selalu berbeda. Kadang di Tugu Pahlawan, dan yang paing sering dirumah politikus PDIP Senior Soetjipto di daerah Pandegiling Surabaya," terangnya.

Mariyam mengharapkan seluruh pengurus dan kader agar selalu bersemangat dalam membangun bangsa dengan satu komando Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

Dikutip dari berbagai sumber, Kudatuli merupakan peristiwa kelam demokrasi di Indonesia. Berdasarkan hasil penyelidikan Komnas HAM, sejumlah korban akibat peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996 tersebut lima orang tewas, 149 orang luka, dan 23 orang hilang.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru