Jakarta, MCI News – Komika Marshel Widianto lewat reel instagramnya @marshel_widianto mengunggah sebuah video kampanye bernama 'Ajakan Damai Indonesia'.
Video itu menampilkan keakraban aparat dengan massa aksi unjuk rasa. Diduga video tersebut adalah cuplikan video lawas. Video tersebut menarasikan ajakan untuk damai dari pemerintah, DPR, Brimob, ojol dan Masyarakat. Namun, sesaat diunggah, video tersebut langsung dihapus oleh Marshel Widianto.
Dalam postingan berikutnya, host Kuis Gaspol bareng Raffi Ahmad itu mengunggah postingan berupa permohonan maaf.
"Teman-teman saya secara pribadi meminta maaf atas video sebelumnya di IG saya," ungkap pria berusia 29 tahun ini.
"Saya salah karena tidak berpikir panjang sebelum menaikan video itu memang bodoh saya.. Saya sama sekali tidak dibayar dan video tersebut pun sudah saya take down," aku Marshel Widianto.
Atas kesalahannya, calon gagal Pemilihan Walikota Tangerang Selatan (Pilwalkot Tangsel) ini mempersilahkan masyarakat untuk memakinya. Dia kembali menegaskan dirinya bodoh.
"Memang bodoh saya dan tolol. Silakan maki saya sepuasnya, saya terima konsekuensi atas kebodohan saya," jelas Marshel Widianto.
Meski telah mengunggah permintaan maaf dan membantah terima bayaran, Marshel Widianto tetap dihujani hujatan dan kritikan dari netizen. Ayah dua anak kelahiran 30 Mei 1996 ini dituding jadi buzzer di tengah situasi panas Tanah Air.
Kata kunci "Ajakan Damai Indonesia" sudah dibongkar influencer sekaligus ahli matematika, Jerome Polin. Dia mendapatkan tawaran jadi buzzer dengan imbalan Rp150 juta.
Bahkan, isi penawaran tersebut diperlihatkan secara jelas oleh Jerome Polin di akun Instagram @jeromepolin.
"Uang rakyat dipakai buat narasi-narasi untuk pencitraan seolah-olah baik-baik saja. Jangan sampai lengah, jangan terpecah belah, kawal terus," kecamnya.
Editor : Yasmin Fitrida Diat