Scrotox, Suntik Botox Hilangkan Kerutan Testis

mcinews.id
Prosedur scrotox menghilangkan kerutan di testis atau skrotum. (Ilustrasi: Istimewa)

Inggris, MCI News – Prosedur scrotox sedang naik daun di kalangan pria di Inggris. Ini merupakan prosedur suntik botox yang dilakukan pada testis. Prosedur ini populer di kalangan pria Inggris yang merasa minder dengan testis atau skrotum.

"Prosedur ini menarik bagi pria yang ingin mendapatkan penampilan yang lebih halus, tidak terlalu keriput, atau tampilan skrotum yang lebih rendah," terang dokter senior di Harley Street Skin Clinic, Inggris, Dr Mike Tee.

Tee mengatakan, prosedur ini umumnya aman dengan didukung banyak studi klinis dan riwayat penggunaan pasien yang panjang. Tetapi, ia memperingatkan pria untuk berhati-hati saat menjalani prosedur ini.

Dia menekankan pentingnya tenaga medis profesional yang berkualifikasi dan lingkungan yang bersih dan aman.

Masa Pemulihan

Jika semua prosedur scrotox berjalan dengan lancar, pemulihannya akan berjalan cukup cepat. Hasil yang terlihat antara dua sampai empat minggu.

"Pemulihan biasanya cepat, dengan sebagian besar pasien kembali ke aktivitas sehari-hari normal segera setelah perawatan. Mungkin akan timbul sedikit rasa nyeri dan kemerahan dalam 24 hingga 48 jam pertama," jelas Tee.

Hal penting lainnya setelah prosedur adalah menggunakan pakaian yang longgar, menjaga kebersihan area yang dirawat, dan melakukan perawatan umum selama tujuh hari berikutnya.

"Saya menyarankan pasien untuk menghindari aktivitas seksual, mandi air panas, atau berolahraga selama periode ini," tambahnya.

Efek Samping

Tee juga menjelaskan beberapa kemungkinan efek samping yang aman dialami pasien usai menjalani prosedur scrotox. Dia memperingatkan bahwa nyeri tekan, sensitivitas, dan memar merupakan hal yang umum.

Beberapa konsekuensi lain yang tidak diinginkan dapat menyebabkan pria mengalami asimetri. Itu merupakan kondisi di mana skrotum tampak menggantung lebih rendah di satu sisi.

Efek samping lainnya adalah 'relaksasi berlebihan', yaitu kondisi saat skrotum mungkin mengendur lebih dari yang diinginkan pasien.

"Jika toksin menyebar, hal ini juga dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot di sekitarnya. Dan lebih mengerikan, bisa memicu terjadinya disfungsi saluran kemih atau seksual," beber Tee.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru