Jawa Timur, MCI News – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda sejumlah wilayah di Jatim.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Gatot Soebroto mengatakan, operasi ini dilakukan usai koordinasi antara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
BPBD Jatim telah menetapkan status siaga di 38 kabupaten/kota sebagai langkah antisipasi. Hal ini merespons prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang menyebut cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 22 daerah di Jatim.
Di antaranya Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Batu, Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.
Cuaca ekstrem di Jawa Timur dipicu oleh gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer low frequency. Ditambah suhu muka air laut yang masih hangat menciptakan pertumbuhan awan-awan konvektif yang memunculkan hujan sedang hingga lebat
Tebar Garam
Kegiatan modifikasi cuaca itu melibatkan pesawat Cessna Grand Carava 208B PK-DPI yang terbang di empat wilayah. Antara lain Kabupaten Mojokerto, Tuban, Bojonegoro, dan perairan selatan dan timur Banyuwangi.
Saat terbang, pesawat Cessna menaburi langit dengan ribuan kilogram garam atau (NaCl) dari udara. Tercatat sudah ada 2.400 kilogram garam yang disemai dari udara selama penerbangan 6 jam 5 menit.
Mengingat adanya potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, BPBD mengimbau warga agar waspada dan memantau prakiraan cuaca secara berkala.
Masyarakat diimbau untuk rutin memantau prakiraan cuaca. Sebab, cuaca ekstrem berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, tanah longsor, hingga angin puting beliung.
Editor : Yasmin Fitrida Diat