Purwokerto, MCI News - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menilai, sosok pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) Raden Mas Margono Djojohadikusumo layak mendapatkan gelar pahlawan nasional. Parameter untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional di antaranya kontribusi terhadap bangsa dan negara Indonesia.
"Sangat layak dan itu sedang berproses ya. Awalnya dari Jawa Timur usulannya, sekarang sudah masuk ke Pak Bupati (Pj. Bupati Banyumas Iwanuddin Iskandar, red). Nanti diproses di daerah, dibawa ke provinsi, langsung ke Kementerian Sosial," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Ipul itu, dari sisi peran dan kontribusi, sudah sangat layak almarhum itu dapat gelar pahlawan.
Proses pengusulan gelar pahlawan nasional, katanya, harus melalui seminar dan sebagainya. Usulan tersebut berasal dari masyarakat, bukan dari pemerintah atau siapa pun, meskipun RM Margono Djojohadikusumo adalah kakek Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan, kata dia, usulan penganugerahan gelar pahlawan nasional tersebut berawal dari Jawa Timur, bukan dari Jawa Tengah. Teman-teman Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim dengan beberapa pakar di sana bikin diskusi, lalu disampaikan ke kami. Kami sampaikan, memang ini harus diproses dari bawah lewat kabupaten, dan mereka sudah sampai sini, menyerahkan hasilnya itu di sini. Nah, di sini sedang dikaji."
RM Margono Djojohadikusumo adalah putra seorang asisten wedana di Banyumas, dan tercatat sebagai pendiri BNI. Sebelum mendirikan BNI pada tahun 1946, Margono pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang didirikan tidak lama setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Margono Djojohadikusumo meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1978 di Jakarta dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, Banyumas. (red)
Editor : Budi Setiawan