Jakarta, MCI News – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, atas terselenggaranya pembukaan International Conference on Infrastructure bertema “Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration” yang digelar di Jakarta Convention Center, Rabu (11/6/2025).
Konferensi ini dibuka secara langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono. Pada kegiatan yang berlangsung selama dua hari, Rabu dan Kamis (11–12/6/2025), Jawa Timur tampil sebagai salah satu provinsi yang terlibat dalam sesi diskusi panel.
Plt Gubernur Emil hadir bersama sejumlah narasumber lain, seperti Asisten Pembangunan I Sekda DKI Jakarta Afan Ardiansyah, CTO PT Telkom Indonesia Nanang Hendarno, Ketua PERPAMSI Arief Wisnu Cahyono, dengan moderator dari World Bank, Sharoj Kumar Jha.
“Terima kasih kepada panitia yang telah memberikan kesempatan bagi Jawa Timur untuk tampil dan menyuarakan potensi serta strategi kami dalam menjawab kebutuhan pembangunan infrastruktur di wilayah kami,” ucap Emil.
Diskusi panel berdurasi sekitar satu jam ini membahas arah strategis pembangunan infrastruktur nasional, termasuk tantangan dan peluang kota-kota untuk bertahan menghadapi masa depan.
Dalam paparannya, Emil menekankan pentingnya memperkuat ketahanan kota-kota masa depan melalui pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
“Konferensi ini menjadi momentum untuk menyegarkan sekaligus memperbarui wawasan para pelaku infrastruktur dalam menjawab tantangan masa depan kota-kota. Tentu harus direspons dengan langkah strategis dan berkelanjutan,” ujar Emil.
Menurut Emil, salah satu kunci agar kota-kota tetap tangguh adalah dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup. “Lingkungan hidup adalah aspek paling krusial,” tegasnya.
Ia menambahkan, aspek seperti ketersediaan air bersih, daya dukung lingkungan, dan peningkatan infrastruktur dasar seperti sanitasi, pengelolaan limbah, penyediaan air minum, serta transportasi publik menjadi elemen penting dalam merancang kota masa depan.
“Jika jumlah penduduk terus meningkat tanpa didukung transportasi publik yang memadai, maka bukan hanya kemacetan yang terjadi, tetapi juga peningkatan polusi udara. Jawa Timur berkomitmen membangun kota-kota berwawasan masa depan,” jelasnya.
Emil juga mengingatkan jika pembangunan infrastruktur tidak segera dirancang dengan tepat, kota-kota akan berisiko menghadapi kegagalan atau bahkan kepunahan.
“Kalau ditunda, itu seperti menciptakan bom waktu. Kota bisa gagal karena manusia tidak merancang kehidupannya untuk menghadapi perubahan zaman,” imbuhnya.
Menjawab tantangan tersebut, tegasnya, Pemprov Jatim telah menyiapkan perencanaan pembangunan jangka panjang yang dirumuskan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) berbasis daya dukung lingkungan, aspek sosial ekonomi, dan ekosistem daerah aliran sungai sebagai “nyawa” dari sebuah permukiman.
“Perencanaan ini disinergikan dengan tren perekonomian, konektivitas darat, laut, dan udara, serta lintas sektor pembangunan lainnya,” jelas Emil.
Ia berharap, pembahasan tentang ketahanan kota di masa depan dilakukan secara kolektif. Penyusunan tata ruang harus menjadi upaya bersama, menjadi pedoman yang dipatuhi semua pihak, agar pembangunan tidak tumpang tindih atau saling bertentangan.
Senada dengan Emil, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, dalam sambutannya juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam pembangunan infrastruktur nasional.
“Pembangunan infrastruktur harus diorkestrasi secara komprehensif. Pemerintah pusat tidak bisa bekerja sendiri. Harus berkolaborasi dengan pemerintah daerah,” ujar AHY, sapaan akrabnya.
“Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo, pembangunan infrastruktur harus memberi dampak nyata. Kita ingin infrastruktur menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, konferensi tersebut dihadiri oleh para investor dan pelaku diplomasi bisnis dari kawasan ASEAN, Asia Pasifik, Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin, hingga Afrika. Fokus mereka antara lain pada pembangunan infrastruktur dasar, perumahan perkotaan dan perdesaan, transportasi, serta ketahanan dan perlindungan lingkungan.
Editor : Yasmin Fitrida Diat