Yogyakarta, MCI News - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jimmy Kartiwa Sastraatmaja menghadap ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk melaporkan persiapan pelaksanaan acara Konferensi Tekstil berskala Internasional yang akan dihadiri perwakilan dari 75 negara.
"Kami menyampaikan informasi dan kesiapan terkait pelaksanaan International Textile Manufacturers Federation (ITMF) dan International Apparel Federation (IAF) yang rencananya digelar di Yogyakarta pada 24-25 Oktober 2025," kata Jimmy di Yogyakarta, Jumat 21 Maret 2025.
DI Yogyakarta, ujar Jimmy, dipilih sebagai tuan rumah konferensi dengan pertimbangan kekayaan warisan budaya dan batiknya yang sudah mendunia. "Ngarsa Dalem (Sultan-red) menyambut baik acara ini diadakan di Yogyakarta, karena dikenal sebagai kota heritage dengan kerajinan batiknya."
Wakil Ketua Bidang Organisasi API Yogyakarta Timotius Aprianto mengatakan, dalam pertemuan itu, Sri Sultan berharap kegiatan berskala internasional itu menjadi langkah awal reindustrialisasi di Indonesia. Terutama pada kondisi industri saat ini yang tengah menghadapi tantangan global.
“Sri Sultan menekankan pentingnya perbaikan regulasi, khususnya debirokratisasi dan deregulasi perdagangan internasional. Selain itu, perhatian khusus terhadap industri kecil dan menengah (IKM) sebagai soko guru ekonomi nasional juga menjadi sorotan utama,” ujar Timotius.
Produk tekstil menempati urutan pertama sebagai penyumbang terbesar dari 11,8% industri pengolahan untuk pendapatan DIY, disusul furniture dan craft di urutan kedua, serta industri kulit dan produk kulit di urutan ketiga.
Konferensi akan digelar di Hotel Marriott, Yogyakarta, dan Sri Sultan diharapkan menjadi honorary host dan memberikan keynote speech pada acara yang akan dihadiri 300 delegasi dari 75 negara.
Selain itu, even regional untuk Asosiasi Pertekstilan se-ASEAN (AFTEX) akan berlangsung pada 23-27 Oktober 2025, dengan kehadiran 30 delegasi dari sembilan negara ASEAN. Konferensi itu diharapkan dapat membangkitkan kembali industri tekstil, terutama kalangan IKM.
“Kami berharap konferensi ini tidak hanya menjadi kebanggaan Yogyakarta sebagai tuan rumah, tetapi juga dapat menjadi penggerak ekonomi baru di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” demikian Timotius.
Editor : Budi Setiawan