Surabaya, MCI News - Regulasi baru tentang aliran bahan bakar yang diterapkan di ajang World Superbike musim ini ternyata menimbulkan respons yang beragam dari kubu Ducati. Sebagai salah satu dari dua pabrikan yang terkena dampak langsung—bersama BMW—Ducati merasa bahwa kebijakan ini belum memberikan hasil yang diharapkan dalam menciptakan persaingan yang lebih seimbang.
Peraturan tersebut dirancang untuk menahan dominasi pabrikan yang tampil lebih kuat dengan cara memangkas aliran bahan bakar maksimum mereka setiap dua putaran. Namun, statistik musim ini menunjukkan hasil yang justru berlawanan dengan niat awal regulator: Ducati telah memenangkan delapan dari total 21 balapan sejauh ini, BMW mencatat 12 kemenangan, sementara Yamaha baru satu kali mencicipi podium tertinggi.
Baca juga: Nicolo Bulega Rebut Pole Position World Superbike Italia 2025
Menariknya, kemenangan Yamaha hanya diraih satu kali oleh Andrea Locatelli. Sementara itu, kemenangan BMW diborong oleh Toprak Razgatlioglu, dan Ducati menaruh semua harapan pada Nicolo Bulega. Kedua nama terakhir ini nyaris selalu mendominasi balapan—finis pertama dan kedua dalam 15 dari 21 balapan musim ini—terlepas dari berlakunya pengurangan aliran bahan bakar untuk motor mereka.
Situasi ini membuat Bulega meragukan efektivitas regulasi tersebut. Seusai Race 2 di Donington, ia menyampaikan keheranannya. “Menurut saya ini agak janggal. Setiap kali FIM menerapkan pembatasan bahan bakar, hasilnya tetap saja Toprak di posisi pertama dan saya di urutan kedua,” katanya. “Jadi saya rasa, regulasi ini bukan solusi untuk menyetarakan kompetisi.”
Baca juga: Marc Marquez Juara Sprint Race Sirkuit Buriram
Senada dengan Bulega, rekan setimnya di tim pabrikan Ducati, Alvaro Bautista, turut menyampaikan pandangan kritisnya. “Setiap kali FIM mencoba menyeimbangkan kompetisi, hasilnya tetap serupa,” ujar Bautista usai balapan di Inggris. “Mereka mencoba membatasi performa motor kami, tapi kami tetap bekerja keras dan tetap mampu bersaing di depan.”
Namun, suara berbeda datang dari Danilo Petrucci, yang meski setuju bahwa regulasi tersebut tak terlalu berdampak bagi para rider papan atas, mengaku cukup menderita akibat pengurangan aliran bahan bakar. “Saya benar-benar merasakannya, apalagi jika dibandingkan dengan dua Ducati pabrikan,” ungkapnya.
Petrucci menggambarkan kesulitannya mengejar para rival di lintasan Donington. “Saya melihat data, dan meski akselerasi serupa, mereka tetap lebih cepat di lintasan lurus. Saya mencoba menyalip ketika terjebak di belakang, tapi itu nyaris mustahil. Alvaro, misalnya, sangat cepat di trek lurus.”
Dengan performa yang masih dikuasai oleh dua nama besar di atas motor Ducati dan BMW, wacana efektivitas regulasi aliran bahan bakar ini tampaknya akan terus menjadi perdebatan. Apakah benar-benar mampu menciptakan persaingan yang sehat? Atau justru hanya memperkeruh situasi bagi pembalap non-pabrikan? Waktu yang akan menjawab.
Editor : Fahrizal Arnas