Potensi Wisata Kabupaten Probolinggo, Sebagai Gerbang Menuju Keindahan Jawa Timur

mcinews.id
Ranu Agung, salah satu destinasi wisata terbaik di Kabupaten Probolinggo. (Foto: Dokumentasi)

Probolinggo, MCI News - Pariwisata di Kabupaten Probolinggo, terkenal dengan wisata Gunung Bromo. Di mana, Gunung Bromo merupakan selling point untuk pariwisata di Jawa Timur. Jika wisatawan akan ke Jawa Timur, maka yang diingat adalah Bromo, salah satu tujuan wisatanya. Menyajikan wisata yang sangat bagus untuk dinikmati. Jika wisatawan pergi ke Jawa Timur, maka langsung akan tertuju pada Bromo.

“Gunung Bromo merupakan selling point wisata di Jawa Timur. Bromo menjadi salah satu ikon Probolinggo, atau Bromo sentris. Artinya, konsentrasi semua pihak, bagaimana Bromo itu berkembang," terang Agus Wiyono, salah satu pengamat dan praktisi eco wisata, ketika ditemui di sela-sela kegiatannya, Minggu, (10/8/2025).

Baca juga: Merawat Kearifan Lokal Lewat Festival Gegeni, Ritual Suci Masyarakat Tengger

Agus menambahkan, Bromo sekarang sudah menjadi destinasi populer, tidak hanya di Indonesia tetapi juga destinasi  Internasional. Kabupaten Probolinggo tidak hanya mempunyai Bromo saja, Probolinggo mempunyai banyak potensi yang bisa dikembangkan. Semua akses sepeti hotel, restoran, dan apapun pendukung pariwisata banyak di kawasan Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

“Apabila segala potensi pariwisata di Kabupaten Probolinggo dikembangkan. Jika potensi yang lain dikembangkan, maka kemungkinan besar para wisatawan di Bromo bisa di spill over ke kawasan wisata lain di Kabupaten Probolinggo. Jika ini bisa terjadi, maka jumlah kunjungan wisata akan bertambah. Maka, dampak ekonomi akan tersebar merata di seluruh Kabupaten probolinggo yang lebih baik, sehingga bisa menciptakan peluang kerja baru pada seluruh masyarakat Probolinggo, dan akan ada dampak sosial,” jelasnya.

Potensi wisata yang dimilik Kabupaten Probolinggo adalah pesisir dan laut. Ada ikan paus dan hiu tutul, yang saat ini banyak dikembangkan pariwisata pengamatan hiu paus seperti di Gorontalo, Gili Terawangan, Raja Ampat, dan Teluk Saleh.

"Diharapkan, potensi ini dapat dioptimalkan agar menjadi daya tarik wisata lain yang ada di Kabupaten Probolinggo," ungkap owner Songa Rafting tersebut.

Agus juga menjelaskan, di area pesisir ada Gili Ketapang, pulau kecil di utara Kabupaten Probolinggo, di lepas pantai utara Probolinggo, dan wilayah ini juga sudah mulai tempat wisatawan, tetapi memang perlu pengaturan yang lebih komperehensif, sehingga dampak negatif bisa diantisipasi.

Masih di area pesisir juga ada hutan mangrove, yang bisa menjadi destinasi eco wisata, atau wisata edukasi. "Di sana ada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) olahan yang berbasis ikan, atau agro bawang merah selain anggur," Agus menambahkan.

Banyak potensi lain juga di Kabupaten Probolinggo seperti di Gunung Argopuro yang bisa dikunjungi, seperti Tujuh Ranu, Tujuh Danau, Tujuh Air Terjun yang sangat eksotik, dan ada sungai yang sudah berkembang, yang sangat bagus untuk dijadikan destinasi wisata. Diantaranya sungai Pekalen, yang bisa digunakan untuk kegiatan rafting, yang sudah dikelola dengan baik, dikelola oleh vendor yang berpengalaman, Songa Rafting.

"Sungai yang bisa dipakai rafting adalah sungai terbaik di Indonesia. Sungainya bagus, permanen, dan juga sudah menjadi tujuan wisata rafting. Ada juga Danau Teratai, yang juga merupakan danau terluas di Pulau Jawa," tuturnya.

"Alasan lain Kabupaten Probolinggo perlu dikembangkan karena lokasinya yang mudah diakses, baik itu dari Bandara Udara Juanda, dilanjukan perjalanan darat bisa melalui jalan tol yang hanya menempuh perjalanan dua jam sudah sampai di Kabupaten Probolinggo. Bisa juga melalui jalur kererta api yang menghubungkan trans Jawa, mulai Jakarta sampai Banyuwangi, melewati Probolinggo. Dari jalur laut juga bisa diakses, dari Jakarta, dan beberapa waktu tertentu dalam satu tahun ada kapal pesiar yang sandar di Pelabuhan Probolinggo," terang Agus.

Baca juga: Disbudpar Jatim Beri Pelatihan Tata Kelola Wisata di Desa Wisata Jetak Probolinggo

Agus juga menjelaskan, saat ini Probolinggo memiliki seorang bupati yang sangat visioner. Bupati yang sangat peduli dengan pembangunan hijau yang berkelanjutan, atau green tourism, sehingga saat ini wisata hijau yang berwawasan lingkungan, ini sangat pas. Dan diharapkan pariwisata menjadi salah satu percepatan ekonomi bagi masyarakat Probolinggo dalam pengembangan desa wisata, sehingga masyarakat paling bawah bisa menikmati langsung keuntungan dari pariwisata itu sendiri.

Ada empat strategi yang dicanangkan dalam rencana induk pengembangan pariwisata di Probolinggo, adalah pengembangan 4B, sebagai pilar dalam pengembangan wisata di kabupaten Probolinggo.

"Dalam hal ini yang diusulkan adalah pengembangan 3B. Yaitu, pengembangan kawasan Bromo di sekitar Kecamatan Sukapura dan Lumbang. Dan, Bromo tetap menjadi  daya tarik utama dan didukung oleh daya tarik pendukung di Kecamatan Lumbang seperti Madakaripura, Kampung Madu, Tirta Ageng, wisata berbasis pelestarian hutan dan sumber daya air," jelas Agus.

Selanjutnya, untuk B yang kedua, lanjut Agus, kawasan Bentar merupakan pesisir, bisa dikembangkan kearah eco wisata Bahari. Wisata Mangrove, yang saat ini juga lagi banyak dibicarakan karena emisi karbondioksida, dan konservasi mangrove juga bisa diharapkan mengurangi emisi karbondioksida, dan juga bisa dikunjungi menjadi destinasi wisata.

"Untuk pengembangan selanjutnya untuk B yang ketiga adalah Bermi, yang berada di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Tiris dan Krucil, yang mempunyai potensi danau dan air terjun yang sangat fantastis, ada juga agro pertanian, peternakan sehingga layak dikembangkan dan bisa menjadi wisata petualangan," terang Agus.

Pengembangan pariwisata di Probolinggo perlu direncanakan dengan baik. Diantaranya, membangun kolaborasi dengan banyak pihak, diantaranya ada keserasian komunikasi dan koordinasi dengan Pemerintah, Masyarakat, perguruan Tinggi, Swasta, dan Media. Sehingga, diharapkan semua bisa terlibat dengan visi yang sama, untuk pengembangan pariwisata untuk berbagi peran, berbagi sumber daya, dan berbagi manfaat.

Baca juga: Sinergi Potensi Alam dan Budaya Lokal, Membangun Desa Wisata Jetak, Sukapura, Probolinggo sebagai Destinasi Unggulan

Dampak negatif dari pariwisata, Agus menjelaskan bahwa sampah, gangguan terhadap air, dan menjaga kawasan konservasi. Selain itu, dampak sosial budaya juga menjadi sisi negatif dari pariwisata. Strategi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehingga tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi pelaku pariwisata yang berkualitas, yang diinginkan di industri pariwisata. Proteksi nilai-nilai budaya terhadap lingkungan pariwisata juga harus diperhatikan.

“Jika pariwisata maju, disitu pasti kriminalitas tinggi. Adanya prostitusi terselubung, efek minuman keras, dan ini harus diantisipasi dalam pengembangan industri pariwisata," terang dia.

Pembentukan Forum Tata Kelola Parwisata (FTKP) di tingkat Kabupaten sangat diperulukan, sehingga pengembangan pariwisata secara integratif, dan ada wadah untuk berkomunikasi dengan mudah di setiap jajaran, dan menjadikan koordinasi akan menjadi mudah.

"FTKP merupakan lembaga yang menjaga marwah pariwisata, sehingga nilai-nilai pariwisata tetap memperhatikan lingkungan, budaya, SDM masyarakat sekitar agar tetap terjaga," pungkasnya

Kota Probolinggo memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Tapi, pariwisata tak cukup hanya dengan keindahan alam atau bangunan bersejarah. Yang dicari wisatawan adalah pengalaman otentik, cerita lokal, produk khas dan interaksi dengan budaya yang ada.

Editor : Yasmin Fitrida Diat

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru