Komunitas Laksana Becik Beri Pelatihan Buat Lilin dari Minyak Jelantah di SDN 11 Jimbaran, Dorong Siswa Peduli Limbah

mcinews.id

MANGUPURA, BALI-MCI NEWS |  Komunitas lingkungan Laksana Becik kembali menunjukkan komitmennya dalam menebar kebiasaan baik di tengah masyarakat, khususnya dalam hal kepedulian terhadap lingkungan. Komunitas yang bernaung di bawah Yayasan Laksana Becik Bali ini selama ini dikenal aktif mengedukasi siswa sekolah dasar hingga menengah terkait pengelolaan limbah minyak jelantah atau minyak goreng bekas agar tidak mencemari lingkungan.

Melalui berbagai kegiatan kampanye lingkungan, Laksana Becik telah berhasil menjangkau sejumlah sekolah di wilayah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Setiap kegiatan yang digelar komunitas ini selalu mendapat sambutan positif dari pihak sekolah maupun para siswa yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

Kali ini, komunitas Laksana Becik kembali hadir di SDN 11 Jimbaran, Badung, pada Selasa, 14 Oktober 2025. Dalam kegiatan tersebut, para relawan memberikan edukasi tentang pentingnya mengelola minyak jelantah agar bisa dimanfaatkan kembali menjadi barang berguna, salah satunya lilin ramah lingkungan.

Kegiatan edukasi di SDN 11 Jimbaran disambut dengan antusias oleh para siswa. Sejak pagi, para murid telah berkumpul di area lapangan sekolah untuk mengikuti pelatihan yang dipandu langsung oleh tim Laksana Becik. Sekolah ini sendiri dikenal aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan dan terus mendorong berbagai program yang berorientasi pada pengurangan sampah rumah tangga.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para siswa tidak hanya memahami bahaya membuang minyak jelantah sembarangan, tetapi juga mengetahui cara memanfaatkannya menjadi produk bernilai guna. Dengan begitu, pengetahuan yang mereka dapatkan di sekolah dapat ditularkan kepada keluarga dan masyarakat sekitar.

Selain dampak terhadap lingkungan, penggunaan minyak goreng yang dipakai berulang kali juga berisiko bagi kesehatan. Karena itu, edukasi mengenai pengelolaan minyak jelantah tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian alam, tetapi juga berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Ketua Komunitas Laksana Becik, Putu Resa Kertawedangga, mengatakan kegiatan ini diharapkan mampu membangun kesadaran lingkungan sejak usia dini. Menurutnya, siswa dan guru perlu memahami bahwa setiap limbah rumah tangga, termasuk minyak jelantah, memiliki potensi untuk diolah kembali menjadi produk bermanfaat. “Dari kami, nantinya apa yang sudah kita sampaikan kepada siswa maupun guru, agar bisa diterapkan dalam keseharian,” ujar Resa usai memberikan pelatihan pembuatan lilin dari minyak jelantah.

Ia menambahkan, program edukasi seperti ini akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan di berbagai sekolah di Bali. Tujuannya agar semakin banyak masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya menjaga lingkungan melalui pengelolaan limbah rumah tangga yang benar.

Sementara itu, Kepala SDN 11 Jimbaran, A. A. Ayu Siti Andari, S.Pd, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada komunitas Laksana Becik atas inisiatif dan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan. Ia menyebut kegiatan seperti ini sangat membantu pihak sekolah dalam memperkuat karakter peduli lingkungan di kalangan siswa.

“Kami berterima kasih kepada komunitas Laksana Becik karena telah mengedukasi siswa bagaimana memanfaatkan limbah rumah tangga, khususnya minyak jelantah, sehingga bisa dibuat menjadi barang yang bermanfaat seperti lilin,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ayu Siti Andari berharap kegiatan tersebut dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik. Ia menilai praktik langsung membuat lilin dari minyak bekas menjadi pembelajaran konkret yang bisa memotivasi siswa untuk terus berkreasi dan peduli terhadap lingkungan.

“Anak-anak merasa senang dapat praktik langsung membuat lilin, sehingga mereka mendapat pengalaman belajar yang nyata. Terima kasih Laksana Becik, semoga bisa terus mengabdi untuk lingkungan yang bebas dari pencemaran, khususnya minyak jelantah,” ujarnya, didampingi Luh Sutari Yani, S.Pd.SD, selaku guru kelas 6 sekaligus Ketua Tim Pengembang Sekolah.

Kegiatan yang berlangsung dengan suasana hangat dan penuh semangat itu menjadi bukti nyata bahwa edukasi lingkungan tidak harus dilakukan dengan cara yang rumit. Melalui pendekatan sederhana seperti pelatihan membuat lilin dari minyak jelantah, siswa dapat memahami pentingnya menjaga kebersihan serta dampak positif daur ulang bagi lingkungan.

Selain mengajarkan teknik pengolahan, para relawan Laksana Becik juga menjelaskan bagaimana minyak jelantah dapat mencemari air dan tanah bila dibuang sembarangan. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak menyalurkan limbah minyak ke saluran air atau tanah terbuka. Dengan pengelolaan yang tepat, minyak bekas tersebut bahkan bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Pihak sekolah berharap, setelah mendapatkan pelatihan ini, para siswa dapat meneruskan pengetahuan tersebut di lingkungan rumah masing-masing. Dengan demikian, kebiasaan baik dalam mengelola limbah akan terus menyebar ke masyarakat luas.

Langkah yang dilakukan komunitas Laksana Becik ini diharapkan menjadi inspirasi bagi komunitas lain di Bali maupun di daerah lain di Indonesia, agar bersama-sama mengembangkan gerakan peduli lingkungan. Melalui pendidikan sejak dini, generasi muda dapat tumbuh dengan kesadaran tinggi untuk melestarikan alam dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Dengan berbagai kegiatan positif yang terus dilakukan, Laksana Becik telah berkontribusi nyata dalam membangun generasi yang peduli lingkungan sekaligus kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga agar menjadi produk bermanfaat dan bernilai ekonomis. (red). 

Editor : Putu Wiguna

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru