Jerman, MCI News – Kanjeng Raden Tumenggung Haryo Lebdo Nagoro atau Ki Anom Suroto, dalang wayang kulit Purwa legendaris Indonesia. Kakak mendiang satu-satunya dalam bergelar Doktor, Ki Warseno Slank, mengembuskan napas terakhir usia 77 tahun.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Pukul empat pagi waktu Jerman, telepon masuk dari Bu Vivi Anom. Kabar duka dikirimkan dari Solo, Ki Anom Suroto telah berpulang," demikian ucapan belasungkawa dari Anies Baswedan dalam unggahan akun Instagram.
Baca juga: Pemakaman Ki Anom Suroto Samping Ayah, Urutan Keempat dari Adiknya Ki Warseno Slank
Mantan Gubernur Jakarta ini menampilkan koleksi foto bersama Ki Anom Suroto semasa hidup. Anies Baswedan bahkan mendapatkan kenang-kenangan Gunungan wayang dari Ki Dalang terkenal itu.
Anies Baswedan mengatakan, bangsa Indonesia kehilangan salah satu maestro besar dunia pedalangan. Di matanya, Ki Anom Suroto adalah dalang legendaris yang sepanjang hidupnya mendedikasikan diri untuk menjaga dan menghidupkan warisan budaya wayang kulit Purwa, seni yang menjadi ruang pendidikan moral dan kebijaksanaan bagi banyak generasi
Sempat Menjenguk
Sebelas hari yang lalu, Anies Baswedan menceritakan sempat menjenguk Ki Anom Suroto di rumahnya di Solo. Saat itu, Ki Anom Suroto sudah pulih dari opname di rumah sakit.
"Kami datang bersama Pak Rubiyanto dan Pak Bagir Mulachela, berdiskusi panjang dengan penuh semangat sebagaimana biasanya," kenangnya.
Baca juga: Ki Anom Suroto Dalang Legendaris Meninggal, Sugeng Tindak
Sementara itu, Vivi Anom, istri Ki Anom Suroto, menjamu dengan soto buatannya. Makanan ini kerap disajikan setiap kali dirinya berkunjung, lengkap dengan kerupuk gendar khas yang tak pernah absen dari meja makan.
"Kenangan itu kini terasa begitu hangat sekaligus mengharukan," imbuh Anies Baswedan.
Menurut Anies Baswedan, Ki Anom Suroto adalah dalang yang mampu membuat setiap pagelaran wayang terasa hidup dan bernyawa. Hampir semua lakon pewayangan telah dibawakan Ki Anom, namun kekuatannya terletak pada pituturnya, tutur kata yang mengandung nilai, nasihat, dan pandangan hidup.
Ki Anom Suroto, lanjut Anies Baswedan, memiliki keleluasaan wawasan, kedalaman pandangan, dan panjangnya pengalaman. Kombinasi itulah yang membuat setiap lakon yang dibawakannya tidak hanya menghibur sebagai tontonan, tetapi juga bernilai, memberi tuntunan bagi siapa pun yang menontonnya.
Baca juga: Cucu Pertama Anies Baswedan Lahir, Bagaimana Nasib Beasiswa Tia di Harvard?
"Kepergian beliau meninggalkan duka mendalam bagi dunia seni dan kebudayaan Indonesia. Namun warisan karyanya akan terus hidup, menjadi inspirasi bagi siapa pun yang mencintai budaya dan negeri ini," katanya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pun mendoakan semoga Allah SWT menerima segala amal ibadahnya, melapangkan jalannya, dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan.
"Selamat jalan, Ki Anom Suroto. Suara dan pituturmu akan terus hidup di hati bangsa ini," pungkasnya.
Editor : Yasmin Fitrida Diat