Jakarta, MCI News - Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia kembali menurun sepanjang Jumat 21 Maret 2025, sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah, ditutup turun 1,94% (123 poin) ke level 6.258 pada akhir perdagangan pekan ini.
Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 21,33 miliar lembar saham, dengan frekuensi perdagangan 1,26 juta kali transaksi. Total nilai perdaganganaa mencapai Rp21,69 triliun dan kapitalisasi pasar modal menjadi Rp10.822 triliun.
Pada akhir perdagangan pekan ketiga Maret 2025, sebanyak 492 saham harganya turun, 311 saham stagnan dan hanya 154 saham yang harganya naik. Saham sektor industrial naik paling kuat sebesar 0,3%, sedangkan saham sektor teknologi turun paling dalam sebesar 5%.
Net sell (jual bersih) saham oleh investor asing mencapai Rp2,3 triliun. Saham-saham yang paling banyak dijual asing adalah saham sektor finansial, diantaranya saham BBCA, BBNI, BMRI, BRMS dan TLKM.
Dari dalam negeri, laporan Bank Indonesia mengenai jumlah uang beredar pada bulan Februari 2025 sebesar Rp9.239,9 triliun atau tumbuh 5,7% dibanding Januari sebesar 5,5%.
Tim Phillip Sekuritas menganalisis, bursa saham Asia ditutup beragam dengan kecenderungan melemah akibat kekuatiran pada situasi geopolitik dan kegelisahan atas kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Kondisi tersebut membuat selera investor untuk mengambil risiko (risk appetite) menjadi terbatas, sehingga mendorong harga emas semakin meroket.
Para pembuat kebijakan di seluruh dunia pun mengambil sikap seiring meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan politik global. Bank Sentral Amerika Serikat, Jepang dan Inggris memutuskan untuk memertahankan suku bunga acuannya.
Para gubernur ketiga bank sentral tersebut menyoroti prospek yang tidak menentu, terutama yang dipicu friksi perdagangan akibat kebijakan perdagangan Presiden Trump.
Editor : Budi Setiawan