Gaza, MCI News – Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barsh mengungkap, Israel telah menahan lebih dari 360 staf medis di Jalur Gaza dan hanya 20 rumah sakit yang beroperasi di sana.
"Kami kehilangan lebih banyak orang akibat konsekuensi tidak langsung dari perang dibandingkan mereka yang terbunuh akibat pendudukan," jelas Munir al-Barsh kepada lembaga penyiaran Al Jazeera.
"Dua puluh dari 38 rumah sakit di Jalur Gaza beroperasi sebagian. Pasukan pendudukan menangkap lebih dari 360 pekerja kesehatan kami," tambahnya.
Ironisnya, lanjut Munir al-Barsh, anak-anak dan ibu hamil merupakan kelompok yang paling terdampak, dengan lebih dari 40.000 anak menjadi yatim piatu, 100 anak meninggal saat menunggu pintu penyeberangan dibuka.
Sejak 2 Maret 2025, Israel telah menutup pintu penyeberangan ke Gaza sehingga bantuan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk, sehingga memperparah bencana kemanusiaan, menurut laporan pemerintah dan organisasi-organisasi HAM dan internasional.
"Hampir satu juta anak kehilangan bantuan yang menyelamatkan nyawa," tandasnya.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah menginformasi bahwa terjadi penjarahan bantuan kemanusiaan telah meningkat tajam di Jalur Gaza di tengah operasi militer Israel yang sedang berlangsung dan blokade.
Editor : Yama Yasmina