Trenggalek, MCI News - Hujan deras pada Senin, 19 Mei 2025 memicu tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Trenggalek. Tanah longsor yang terjadi pada Senin sore itu menimpa 10 rumah warga di RT 16 RW 7 Dusun Kebonagung.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Timur (Jatim), Gatot Soebroto, mengatakan bahwa tanah longsor terjadi sekitar pukul 16.10 WIB. Setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 15.40 WIB.
"Tanah longsor menimpa kurang lebih 10 rumah di RT 17 RW 7. Ada 30 KK saat kita ungsikan karena kondisi rumah mereka yang rusak berat tertimbun tanah longsor. Kami masih melakukan assessment dan berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk mencari dan mendata korban yang terdampak," ujar Gatot saat dikonfirmasi.
Gatot menambahkan bahwa terdapat enam jiwa yang terindikasi berada di dalam rumah yang terdampak tanah longsor dan masih dalam pencarian. Nama-nama yang terindikasi tersebut adalah Mesinem, Nitin, Tulus, Yatini, Yatemi, dan Torik.
"BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Trenggalek telah berkoordinasi untuk melakukan upaya pencarian dan evakuasi korban terdampak. Kami juga akan memberangkatkan personel dan peralatan guna percepatan penanganan evakuasi pencarian korban terdampak," ungkap Gatot.
Dampak dari tanah longsor ini cukup signifikan, dengan tujuh rumah rusak dan tiga rumah rusak berat. Sebanyak 10 KK atau 30 jiwa terdampak langsung dari bencana ini.
"Kami masih terus melakukan pemantauan dan assessment untuk mengetahui kebutuhan warga yang terdampak. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan upaya penanganan dan evakuasi korban terdampak," kata Gatot.
Gatot menambahkan bahwa akses jalan menuju lokasi tertimbun tanah longsor masih terkendala, serta listrik padam akibat beberapa tiang listrik roboh. Hujan sedang dan berkabut juga menjadi kendala dalam proses evakuasi.
"BPBD Provinsi Jawa Timur akan terus memantau situasi dan melakukan upaya penanganan bencana ini. Kami juga mengimbau kepada warga untuk tetap waspada dan siaga terhadap potensi bencana susulan," pungkas Gatot.
Editor : Witanto