Respons tarif impor baru Trump

BI Berkomitmen Jaga Kestabilan Rupiah

mcinews.id
Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Foto: istimewa)

Jakarta, MCI News - Bank Indonesia (BI) menyatakan komitmennya menjaga kestabilan nilai tukar rupiah sebagai respons atas kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang diumumkan Presiden Donald Trump.

“BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru diumumkan 2 April 2025,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu 5 April 2025.

Baca juga: Rebound Kembali 'Hijau', IHSG Ditutup Naik 1,21%

Upaya tersebut, kata Ramdan, dilakukan terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.

Triple intervention atau tiga intervensi tersebut adalah intervensi di pasar valuta asing (valas) pada transaksi spot dan Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Pasca pengumuman yang disusul pengumuman retaliasi tarif Pemerintah China pada 4 April 2025, Ramdan menyebut, pasar bergerak dinamis.
Pergerakan dinamis nampak dari pasar saham global yang mengalami pelemahan dan yield US Treasury jatuh hingga ke level terendah sejak Oktober 2024.

Baca juga: Rupiah Ambles ke Rp16.611, Terendah Sejak Krisis 1998

Di tengah pengumuman tarif AS, kegiatan operasi moneter BI pada pekan ini ditiadakan mengingat masih dalam periode hari libur nasional dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1446 H dan Hari Suci Nyepi 1947 Saka. Operasional BI akan kembali normal pada 8 April 2025.

Rabu 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10% ke banyak negara di seluruh dunia terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.

Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32%. Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.

Baca juga: Jadwal Operasional Bank Selama Libur Bersama Nyepi dan Lebaran 2025

Berdasarkan daftar tersebut, Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS. Ada Malaysia, Kamboja, Vietnam dan Thailand yang masing-masing dikenai tarif 24%, 49%, 46%, dan 36%.

Trump mengatakan, tarif timbal balik yang diumumkan dalam acara 'Make America Wealthy Again' di Rose Garden, Gedung Putih itu, untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri. AS telah 'dirugikan' banyak negara akibat praktik perdagangan yang dianggap tidak adil.

Editor : Budi Setiawan

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru