Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri, Sutradara Joko Anwar Angkat Isu Pendidikan dan Rasisme

mcinews.id
Poster film Pengepungan di Bukit Duri, karya layar lebar ke-11 sutradara Joko Anwar (Foto: Come and See Pictures)

Jakarta, MCI News - Setelah banyak mencetak film horor dengan jutaan penonton, sutradara ternama Joko Anwar kembali dengan film ke-11 berjudul Pengepungan di Bukit Duri. Berbeda dengan film sebelumnya, kali ini Joko Anwar membuat film bergenre drama aksi-thriller dan mengangkat  isu pendidikan dan diskriminasi rasial terhadap etnis minoritas di Indonesia.

Film ini bercerita tentang seorang guru yang mencari keponakannya yang hilang di sebuah SMA yang terkenal dengan aksi kekerasannya. Diproduksi oleh rumah produksi lokal, Come and See Pictures dan bekerja sama dengan studio internasional Amazon MGM Studios.

Joko Anwar sendiri mengungkapkan bahwa ia telah menulis naskah film ini sejak tahun 2007. Namun, realisasi film ini baru memungkinkan dilakukan sekarang dengan pendekatan cerita yang lebih matang dan relevan terhadap kondisi masyarakat saat ini. Ia menyebut film Pengepungan di Bukit Duri sebagai karya yang mendesak dan penting bagi publik Indonesia. Film yang berdurasi 1 jam 58 menit ini sudah bisa ditonton di bioskop mulai Kamis, 17 April 2025.

Daftar Pemain Film Pengepungan di Bukit Duri

  • Morgan Oey sebagai Edwin
  • Omara Esteghlal sebagai Jefri
  • Hana Pitrashata Malasan sebagai Diana
  • Satine Zaneta sebagai Doti
  • Endy Arfian sebagai Kristo
  • Farandika sebagai Jay
  • Fatih Unru sebagai Rangga
  • Florian Rutters sebagai Sean
  • Dewa Dayana sebagai Gery
  • Sandy Pradana sebagai Anto

Sinopsis Film Pengepungan di Bukit Duri

Berlatar Indonesia di masa depan pada tahun 2027, film ini menggambarkan kondisi sosial yang genting akibat diskriminasi dan kebencian yang meluas. Dalam suasana negara yang berada di ambang kehancuran, muncul sosok Edwin, seorang guru pengganti idealis. Ia menerima tugas untuk mengajar di SMA Duri, sebuah sekolah yang dikenal sebagai tempat bagi anak-anak bermasalah.

Namun, tujuan utama Edwin bukan hanya sekadar mengajar. Ia bersumpah menepati janji kepada kakaknya yang telah meninggal untuk menemukan sang keponakan atau anak sang kakak yang tiba-tiba menghilang. Pencarian tersebut membawa Edwin ke dalam situasi yang mengerikan, di mana kekerasan menjadi hal yang biasa, dan para guru harus berjuang bukan hanya untuk mendidik, tetapi juga untuk bertahan hidup.

Situasi semakin rumit ketika Edwin akhirnya menemukan keponakannya, tetapi pada saat yang sama terjadi kerusuhan besar di luar sekolah. Ia bersama Diana, guru lainnya, harus menghadapi murid-murid brutal yang kini mengincar nyawa mereka. Ketegangan dan kekacauan pun mencapai puncaknya saat mereka terkepung di dalam sekolah.

Editor : Yama Yasmina

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru