Surabaya, MCI News - Isu peningkatan COVID-19 menyeruak di tengah aktivitas pemulangan jemaah haji Indonesia. Hal ini tentu saja mendapatkan atensi khusus dari berbagai pihak. Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) Surabaya sebagai salah satu otoritas yang memegang mandatori menjaga pintu masuk negara dari penyakit menular, juga melakukan persiapan untuk mendeteksi dini dan respon cepat untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut.
Salah satu langkah strategis yang diambil dalam pelaksanaan tugas pengawasan terhadap jemaah haji pada saat pulang ke Indonesia adalah dengan mengimbau seluruh stakeholder terkait, untuk bersama-sama mengingatkan dan membantu jemaah haji mengisi Satu Sehat Health Pass (SSHP) sebelum melakukan penerbangan kembali ke Indonesia.
Baca juga: Kloter 1-3 Debarkasi Haji Surabaya Tiba dengan Selamat di Bandara Internasional Juanda
Data di SSHP akan diajadikan informasi kesehatan awal bagi BBKK Surabaya dalam pelaksanaan pengawasan kekarantinaan kesehatan. Kepala BBKK Surabaya, Rosidi Roslan menyampaikan pihaknya sudah bersurat secara resmi ke stakeholder, untuk pelaksanaan langkah preventif ini.
“Kami sudah bersurat ke ketua PPIH Embarkasi Surabaya, Kementerian Agama Kanwil Jatim, Otoritas Bandara, Makapai dalam hal ini Saudia Airlines dan Garuda, dab Tenaga Kesehatan Haji Indonesia untuk membantu kami mengingatkan atau membantu Jemaah haji mengisi SSHP. Jadi nanti tracking dan tracing penyakit menular akan lebih mudah dan cepat dengan berbekal data SSHP,” ungkapnya, Rabu (11/6/2025).
Selain itu, lanjut Tokoh Pembaharuan Wajah Karantina Kesehatan di Surabaya itu, apabila ada jemaah yang masih belum mengisi SSHP akan dibantu diingatkan kembali oleh petugas BBKK Surabaya di asrama haji. Barcode SSHP akan dicetak di media cetak seperti spanduk dan banner di hall penerimaan agar jemaah haji juga lebih mudah mengaksesnya.
Kegiatan pengawasan kekarantinaan kesehatan terhadap jemaah haji akan dilakukan seperti biasa yakni melalui pengawasan suhu tubuh menggunakan thermal scanner dan juga akan dilakukan oleh tenaga kesehatan BBKK Surabaya melalui pengamatan langsung gejala sakit yang dialami jemaah. "Jika dirasa mengarah pada gejala penyakit menular, petugas BBKK Surabaya akan melakukan pengambilan sample melalui metode usap (swab). Jika hasilnya positif, maka sample akan dikirim ke laboratorium jejaring untuk dilihat kembali varian yang diderita," terang Rosidi Roslan.
Melihat situasi dan narasi yang berkembang di masyarakat terkait COVID-19, Rosidi Roslan juga berpesan agar masayarakat tetap tenang dan waspada. Tetap tenang karena saat ini COVID-19 sudah dianggap sebagai common cold, sehingga penderitanya tetap dapat beraktivitas normal apabila tidak ada gejala berat. Tetap waspada untuk mencegah penularan dan penyebaran dengan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Baca juga: Jemaah Haji Sujud Syukur Begitu Turun dari Pesawat di Bandara Juanda
“Jangan panik. Tidak perlu termakan isu yang belum jelas sumbernya. Tetap ikuti arahan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan yakni menerapkan Protokol Kesehatan dan PHBS),“ jelas dia.
Untuk jemaah yang terdeteksi menderita penyakit menular, BBKK Surabaya akan mengirim notifikasi ke pemerintah daerah. Sehingga keputusan untuk melakukan karantina kesehatan akan ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Selain penanggulangan penyakit menular, BBKK Surabaya sebagai institusi yang melakukan pelayanan kesehatan haji di embarkasi Surabaya, dalam kegiatan pemulangan juga melakukan persiapan dan fokus pada penanganan kegawatdaruratan kesehatan yang mungkin terjadi pada Jemaah haji saat di perjalanan pulang. Mengingat 74,17 pesen jemaah haji embarkasi Surabaya masuk dalam golongan risiko tinggi dari data pemeriksaan kesehatan 3 yang diambil saat keberangkatan.
Sebagai penunjang pelaksaan pelayanan kesehatan haji, sarana dan prasarana memiliki peran penting. Obat, perlengkapan kegawatdaruratan kesehatan, serta ambulans sudah disiapkan. Ada 10 ambulans yang disiagakan.
“Kita sediakan 10 ambulan, 2 di asrama haji, 7 di Bandara Juanda. 1 di Kantor Induk dalam kondisi stand by. Untuk petugas sekitar 80 orang siap bergantian bertugas melayani 24 jam,” tutur Rosidi Roslan.
Persiapan di asrama haji sendiri adalah pelaksanaan fogging, Rabu (10/6/2025) lalu. Petugas sanitarian juga diturunkan untuk pemeriksaan sanitasi pesawat setiap kali pesawat yang membawa jemaah haji datang. “Kami berharap, semua Jemaah haji yang pulang ke tanah air sehat semua, pulang jadi jai yang mabrur. Kami mohon doa agar pelaksanaan tugas debarkasi haji lancar semua, aamiin,” tutup Rosidi Roslan.
Editor : Yasmin Fitrida Diat