Surabaya, MCI News - Filter budaya asing adalah proses menyeleksi dan menyaring pengaruh budaya asing agar sesuai dengan nilai-nilai luhur dan identitas bangsa. Pancasila, dengan nilai-nilai universalnya, sering dianggap sebagai dasar dalam proses filterisasi ini. Tujuannya untuk menjaga kelestarian budaya lokal, mencegah dampak negatif budaya asing, serta membentuk identitas nasional yang kuat di era globalisasi.
Perkembangan dari teknologi, yang membuat anak-anak sekarang menjadi berkembang, didukung dengan adanya teknologi buatan (AI), diharapkan bisa mengisi kemampuannya agar lebih berkembang. Hal ini dikatakan oleh Anggota DPRD Budi Leksono ketika ditemui di ruang Fraksi PDIP Lantai 3 Gedung DPRD Kota Surabaya, Jalan Yos Sudarso No. 18 - 22, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur. Senin, (11/8/2025).
Baca juga: SPBU Dikepung Pajak Siluman, DPRD Surabaya Soroti Langkah Bapenda
Budi Leksono, akrab dipanggil Bulek ini menambahkan, dengan adanya perkembangan dunia digital yang semakin pesat ini terkadang banyak informasi yang tidak terfilter. Jadi, menjaga budaya lokal, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap harus diutamakan ditengah informasi digital yang semakin cepat.
Baca juga: Pembiayaan Alternatif Rp452 Miliar, Langkah Bijak untuk Surabaya
"Kehebatan kemampuan anak-anak Indonesia sebenarnya tidak perlu diragukan. Banyak inovasi dan kreatifitas baru yang dihasilkan oleh anak-anak sekarang, dengan bantuan tekhnologi. Tetapi karyanya banyak diambil oleh negara lain. Hal ini yang harus menjadi perhatian pemerintah pada saat ini, sehingga potensi anak muda Indonesia dapat terfasilitasi dengan baik," jelas Ketua Fraksi PDIP ini.
"Efek dunia digital dalam hal ini melalui media gadget juga mempengaruhi anak muda untuk cenderung disalah gunakan. Misalnya untuk judi online, game online, slot, dan lain-lain," tandasnya.
Baca juga: DPRD Surabaya Upayakan Cara Mediasi Terkait Peralihan Aset Tanpa Sepengetahuan Pemilik
Bulek mengharapkan, anak-anak Indonesia sekarang lebih mencintai budaya Indonesia, dan tidak terpengaruh terhadap budaya luar, dan selalu melakukan filter terhadap efek dari budaya luar yang masuk.
Editor : Yasmin Fitrida Diat