Surabaya, MCI News - Ketahanan pangan merupakan hak setiap individu, dan menjadi tanggung jawab negara untuk memenuhinya. Indonesia, sebagai negara dengan penduduk yang besar, memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga ketahanan pangan. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan, baik di tingkat nasional maupun daerah, untuk mewujudkan ketahanan pangan yang kuat.
Menurut Data Dinas Ketahanan Pangan Kota Surabaya (DKPP) bahwa kebutuhan pangan di Kota Surabaya sebesar 15.775 ton beras per bulan. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi Kota Metropolitan dengan penduduk yang mencapai 3,02 juta jiwa.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022 menunjukkan, masih ada 1.127,3 Hektare lahan sawah di Surabaya. Lahan sawah terletak di 13 kecamatan. Antara lain Benowo, Bulak, Gayungan, Jambangan, Karangpilang, Lakarsantri, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sukolilo, Tandes, Wiyung, dan Wonocolo
Achmad Hidayat mengusulkan agar Pemerintah Kota Surabaya mampu mengoptimalkan Produksi Kebutuhan Pangan melalui lahan yang tersedia dengan sejumlah inovasi diantaranya penyediaan Lumbung Pangan Kota dan Pengolahan Singkong menjadi beras singkong sehingga ada diversifikasi pangan.
“Beras singkong dari bahan bakunya harga terjangkau, produktivitas setiap hektarnya bisa lima kali lipat dari padi dan relatif lebih tahan. Apabila ini dipolulerkan akan bisa menjadi tonggak ketahanan pangan,” ujar politisi PDIP itu ketika ditemui di sela-sela kegiatannya, Minggu, (20/8/2025) malam.
Dia mencontohkan, beras singkong mampu memenuhi kebutuhan karbohidrat namun memiliki potensi menurunkan gula darah pada tubuh manusia. Kedaulatan pangan akan terwujud apabila diversifikasi pangan berjalan dan kesadaran masyarakat bisa terbangun.
“Kita ingat bahwa dalam pidato Bung Karno pada peletakan batu pertama pembangunan Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1952, bahwa Pangan adalah persoalan hidup atau matinya sebuah bangsa," ujar Achmad Hidayat
Politisi muda ini juga menyampaikan pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mempopulerkan makanan pendamping beras guna mewujudkan ketahanan pangan.
“Kalau ada lahan 35 Hektar Produktivitas dalam sekali panen antara 30 ton singkong per hektar maka mencapai 1.050 Ton setiap panen, dalam satu tahun kalau dua kali panen maka kebutuhan pangan 20 persennya bisa dipenuhi dari Kota Surabaya sendiri," tandasnya.
Achmad juga berharap, agar gagasannya dapat ditangkap oleh pemerintah Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Eri Cahyadi bisa mengembangkan riset melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk produksi beras singkong untuk memberikan alternatif pangan yang murah bagi rakyat dan tentunya meningkatkan kesejahteraan petani singkong.
Editor : Yasmin Fitrida Diat