Jakarta, MCI News - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria mengatakan, kementeriannya tengah menyiapkan layanan Satelit Republik Indonesia (Satria-1) untuk wilayah tanpa akses internet.
Meskipun kapasitas terbatas, jaringan Satria-1 hanya mampu memberikan kecepatan 4 Mbps - 5 Mbps per lokasi. Total kapasitas satelit sebesar 150 Gbps akan dibagi ke puluhan ribu titik di seluruh nusantara.
"Nanti akan dibangun ground segment untuk memakai Satria-1, di titik-titik yang memang diperlukan. Kapasitasnya mungkin tidak terlalu besar, tapi bisa mengatasi komunikasi yang sifatnya darurat atau emergency," kata Nezar dalam keterangannya seusai menerima kunjungan Bupati Aceh Barat, Tarmizi, di Jakarta, Kamis 1 Mei 2025.
Nezar mengatakan, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memiliki tambahan alokasi kapasitas jaringan melalui optimalisasi dukungan pemerintah lokal. Karena itu, kecepatan internet di wilayah tersebut diperkirakan berambah sekitar 4 Mbps ekstra.
"Kalau memang diperlukan, cukup emergency, terutama untuk pendidikan di tempat anak-anak sekolah, saya kira mungkin bisa dikasih sampai dua titik di tempat itu. Jadi dapatlah sekitar 4 MB," ujarnya.
Layanan Satria-1 merupakan solusi untuk layanan publik seperti pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang belum terjangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau base transceiver station (BTS).
Satria-1 memungkinkan layanan internet di lokasi fasilitas publik seperti sekolah, puskesmas, kantor pemerintahan daerah yang ada di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal atau biasa disebut wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T).
Penyediaan akses internet melalui Satria-1 bisa diterima langsung melalui perangkat very small aperture terminal (VSAT), salah satu solusi untuk menjangkau wilayah-wilayah sangat terpencil. Layanan itu juga bisa mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, dan lembah.
Diluncurkan pada18 Juni 2023 menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX, Satria-1 adalah satelit multifungsi geostasioner yang mengorbit 36.000 Km dari permukaan bumi dan menempati orbit 146°BT, tepat di atas Papua.
Satelit terbesar se-Asia milik Indonesia itu tercatat menjadi yang terbesar nomor lima di dunia dari sisi kapasitas untuk kelas di atas 100 Gbps.
Kehadiran Satria-1 di langit dunia adalah sejarah bagi Indonesia. Satelit berteknologi very high throughput satellite (VHTS) tersebut dapat menyalurkan internet dengan kapasitas setara 150 Gbps.
Editor : Budi Setiawan