Amsterdam, MCI News – PSV Eindhoven juara Eredivisie Belanda 2024/2025. Mereka meraih trofi Eredivisie ke-26 usai bersaing dengan Ajax Amsterdam. Tak sekadar juara, PSV juga menyelesaikan kompetisi dengan gaya. Mereka sukses mencetak 103 gol, unggul jauh dibanding para pesaing.
Di sisi lain, Francesco Farioli memutuskan pergi dari kursi pelatih Ajax. Pelatih asal Italia itu hanya bertahan selama satu musim di Johan Cruyff Arena, meski berhasil membawa tim kembali ke panggung Liga Champions musim depan. Ajax kembali ke ajang elite Eropa setelah terakhir berpartisipasi pada musim 2022/2023.
Pelatih berusia 36 tahun tersebut telah memberi tahu pihak klub, staf, dan para pemain mengenai keputusannya untuk mundur. Padahal, kontraknya juga masih berlaku sampai 2027.
“Francesco Farioli telah memutuskan untuk meninggalkan Ajax setelah mempertimbangkan dengan saksama. Pelatih kepala telah memberi tahu dewan klub tentang keputusannya,” pernyataan klub di laman resmi Ajax Amsterdam.
Musim Francesco Farioli bersama Ajax ditutup dengan kemenangan 2-0 atas FC Twente, berkat gol dari Jordan Henderson dan Wout Weghorst. Hasil ini memastikan Ajax finis di peringkat kedua Eredivisie dengan 78 poin dari 34 laga. De Godenzonen (Sang Anak Dewa) hanya terpaut satu angka dari sang juara PSV Eindhoven.
“Perjalanan saya di Ajax dimulai hampir satu tahun yang lalu, di De Toekomst, dengan tujuan membawa Ajax kembali ke tempatnya semula,” ucap sang mantan pelatih.
“Dan berakhir di Johan Cruijff Arena, akhirnya membawa Ajax kembali ke Liga Champions, panggung terbesar sepak bola Eropa. Kami ingin membawa energi baru ke seluruh komunitas Ajax, berbagi cara kerja dan berpikir yang positif dengan klub di semua level," sambungnya.
Kendati demikian, hasil akhir tersebut tetap dianggap mengecewakan mengingat Ajax sempat unggul sembilan poin di puncak klasemen dengan lima laga tersisa.
“Menjadi pelatih non-Belanda pertama Ajax sejak 1998 dan pelatih Italia pertama klub merupakan hak istimewa yang mutlak: bersama dengan staf saya, kami menghadapi tantangan besar ini dengan rasa hormat, tanggung jawab, semangat, dan tekad untuk berhasil," ungkap Francesco Farioli.
“Memperoleh rasa hormat dan dukungan dari fans Ajax yang kami rasakan sepanjang musim sangat berarti bagi saya dan staf saya. Kami menjalani momen-momen yang luar biasa dan tak terlupakan bersama-sama: musim yang unik, intens, dan emosional di mana kami berbagi keyakinan, semangat juang, dan kebanggaan, akhirnya mencapai tujuan kami, menyelesaikan misi kami," ungkapnya.
“Manajemen dan saya memiliki tujuan yang sama untuk masa depan Ajax, tetapi kami memiliki visi dan kerangka waktu yang berbeda tentang cara kami harus bekerja dan beroperasi untuk mencapai tujuan tersebut. Mengingat perbedaan prinsip dan fondasi proyek ini, jauh di lubuk hati saya, inilah saat terbaik untuk berpisah," tutupnya.
Editor : Yama Yasmina