Jakarta, MCI News – Presiden Prancis Emmanuel Macron diterpa isu tak sedap saat mendarat di Hanoi, Minggu (25/5/2025). Tangan sang istri, Brigitte terekam kamera awak media tengah mendorong wajah suaminya menjauh saat mereka mendarat untuk kunjungan kenegaraan ke Vietnam. Namun demikian, presiden berusia 47 tahun itu membantah ada masalah rumah tangga.
Presiden Emmanuel Macron juga dijadwalkan tiba di Jakarta, Selasa (27/5/2025) untuk menemui Presiden Prabowo Subianto. Diketahui, kunjungan kenegaraan Emmanuel Macron dilakukan pada 28-29 Mei 2025.
Istana melalui Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi menyampaikan bahwa, Emmanuel Macron akan mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
"Ada permintaan dari pemerintah Prancis, Presiden Macron ingin mengunjungi salah satu keajaiban dunia yang ada di Indonesia, yaitu Candi Borobudur," jelasnya, Senin (26/5/2025).
Menjelang kunjungan Emmanuel Macron ke Candi Borobudur didampingi Presiden Prabowo itu, pemerintah lewat pengelola Candi Borobudur menyiapkan sejumlah fasilitas untuk memudahkan kunjungan tamu kenegaraan itu.
Ada isu pemasangan lift atau eskalator di Candi Borobudur seperti yang beredar di media sosial. Begini penjelasan Hasan Nasbi. "Teman-teman harus mikirkan, ada yang sudah pernah ke Candi Borobudur? Naik sampai atas? Candi Borobudur itu kira-kira ketinggiannya setinggi lantai kita ini. Kira-kira setinggi gedung 12 lantai," jelasnya.
Bagian paling atas Candi Borobudur adalah tingkat ke-10, yang disebut sebagai Arupadhatu. Di Arupadhatu, terdapat sebuah stupa besar yang melambangkan alam tanpa bentuk dan tempat pencerahan tertinggi.
"Stair lift. Stair lift itu kalau di rumah-rumah biasanya dipajang di pinggiran tangga untuk bawa orang untuk naik ke lantai berikutnya. Jadi dari lantai lima ke lantai delapan mungkin nanti pakai, atau sampai lantai tujuh itu nanti pakai stairlift supaya waktunya lebih efisien," sambung Hasan Nasbi.
Pemasangan fasilitas itu dipastikan tidak merusak cagar budaya. Ia menyebut seluruh pembangunan itu di bawah pengawasan Kementerian Kebudayaan dipimpin Fadli Zon.
"Seusai kunjungan Presiden Macron itu, seluruh fasilitas tersebut akan dibongkar kembali," tutup Hasan Nasbi.
Penjelasan Fadli Zon
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan, yang dipasang adalah chair lift atau fasilitas untuk memudahkan pengunjung naik ke atas. "Jadi tidak ada pemasangan eskalator di candi Borobudur," tegasnya.
"Yang kita sedang upayakan itu ada pemasangan chair, chair lift itu di pegangan. Ini untuk inklusivitas. Semua situs-situs dunia itu sudah memakai itu," sambung Fadli Zon.
Menurut Fadli Zon, fasilitas chair lift sudah biasa dipasang di situs-situs bersejarah dunia. Hal itu untuk memudahkan pengunjung, terutama penyandang disabilitas.
"Banyak lagi contoh-contohnya termasuk di Angkor Wat di Phnom Penh bisa dilihat. Di Forbidden City, di Tembok China," paparnya.
Chair lift diklaim Fadli Zon tidak merusak struktur bangunan bersejarah. Benda tersebut tidak dipaku atau dibor ke tembok bangunan.
"Chair lift itu tidak masif dan tidak merusak. Tidak ada penetrasi sama sekali. Jadi saya tegaskan, itu dilakukan hampir di semua situs-situs heritage dunia," tandasnya.
Editor : Yasmin Fitrida Diat