Jakarta, MCI News - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menargetkan terwujudnya 1.000 masjid inklusif di seluruh Indonesia. Inisiatif ini bertujuan menciptakan tempat ibadah yang nyaman dan mudah diakses bagi penyandang disabilitas dan lansia.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Kemenag menyediakan bantuan dana hingga Rp 15 juta per masjid dan Rp 10 juta untuk musala. Dana ini dapat digunakan untuk pengadaan fasilitas seperti kursi salat bagi lansia serta jalur landai (ramp) yang memudahkan akses masuk.
“Besaran bantuan untuk masjid mencapai Rp 15 juta, sementara musala mendapatkan Rp 10 juta,” jelas Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Arsad Hidayat, dalam acara Kick Off Program Ngaji Fasholatan dan 1.000 Masjid Inklusif di Jakarta (24/6/2025).
Bagi masjid yang ingin mengajukan bantuan, Kemenag membuka akses melalui Sistem Informasi Masjid (SIMAS) di laman simas.kemenag.go.id. Penyaluran bantuan akan mempertimbangkan jumlah masjid di tiap wilayah. Daerah dengan konsentrasi masjid yang tinggi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, diperkirakan akan menerima alokasi lebih besar.
“Distribusi bantuan disesuaikan dengan sebaran masjid. Wilayah dengan jumlah masjid banyak tentu akan menjadi prioritas,” tambah Arsad.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang untuk menciptakan ruang ibadah yang setara bagi semua kalangan.
Untuk memastikan pelaksanaannya berjalan optimal, Kemenag telah menetapkan pedoman teknis melalui Keputusan Dirjen Bimas Islam Nomor 958 Tahun 2021. Regulasi ini mengatur standar minimal fasilitas fisik seperti jalur landai, toilet ramah disabilitas, serta pelatihan bagi pengurus masjid.
“Harapan kami, setiap tahun jumlah masjid inklusif terus bertambah, begitu juga dengan skala bantuannya,” ujar Abu Rokhmad.
Editor : Fahrizal Arnas