Prancis, MCI News – Kekacauan politik melanda Prancis. Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Sebastien Lecornu resmi bubar hanya 14 jam setelah diumumkan.
Pembubaran kilat itu menjadikannya kabinet dengan masa jabatan tersingkat dalam sejarah modern Prancis, sekaligus mengguncang pasar saham dan menekan nilai euro.
Sebastien Lecornu, yang merupakan perdana menteri kelima di era Presiden Emmanuel Macron, mundur pada Senin (6/10/2025) pagi waktu setempat, setelah mendapat tekanan dari berbagai kubu politik termasuk dari dalam koalisinya sendiri.
“Saya tidak bisa menjalankan pemerintahan di tengah ego yang mengalahkan kepentingan negara,” demikian pernyataan persnya.
Sebastien Lecornu menyebut ada keengganan para politisi untuk berkompromi sebagai alasan utama keputusannya.
"Seseorang tidak bisa menjadi perdana menteri ketika syarat-syaratnya tidak terpenuhi," tandasnya.
Menteri Pertahanan berusia 39 tahun itu ditunjuk oleh Presiden Macron untuk menggantikan Franois Bayrou pada awal September lalu. Sebastien Lecornu hanya 27 hari kerja sebagai perdana menteri.
Pasca pengunduran diri Sebastien Lecornu, tekanan meningkat agar Emmanuel Macron membubarkan parlemen atau mundur. Pemimpin sayap kanan Rassemblement National, Marine Le Pen, menilai situasi ini sebagai “lelucon politik yang harus diakhiri.”
Sementara tokoh kiri radikal Mathilde Panot dari France Unbowed menegaskan, “Hitungan mundur bagi Macron sudah dimulai.”
Presiden Macron belum memberikan pernyataan publik, meski stasiun televisi BFM TV menayangkan rekaman dirinya berjalan sendirian di tepi Sungai Seine.
Editor : Yasmin Fitrida Diat