Surabaya, MCI News - Ratusan mahasiswa Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Jawa Timur mengggelar unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Kota Surabaya, menolak penetapan Rancangan Undang-undang No. 34/2004 menjadi UU baru tentang TNI.
Mereka berdatangan sejak pukul 14.00 WIB menggunakan pelbagai kendaraan plus sebuah mobil komando. Kedatangan para mahasiswa itu diikuti puluhan masyarakat sipil yang juga aktif melakukan orasi.
Baca juga: DPD IMM Jatim Kecam Represifitas Aparat Kepolisian!
Mengenakan atribut serba hitam, para mahasiswa mengungkapkan perlambang matinya demokrasi di Indonesia seiring penetepan UU baru tentang TNI tersebut.
Kasubag Bin.Ops. Polrestabes Surabaya AKBP M. Akhyar ketika ditemui di lokasi menyatakan, instansinya menurunkan 1.128 petugas gabungan dari Polda yaitu Dalmas, Brimob, Polrestabes Surabaya.
Setelah beberapa waktu berorasi, mahasiswa kemudian membakar ban bekas, melalui mobil komando masa aksi diminta bergeser menjadi satu titik ke pintu Timur Gedung Negara Grahadi, yang sebelumnya melakukan aksi di sisi Barat Gedung Grahadi, dan melanjutkan orasinya.
Baca juga: Massa BEM Se Jatim Bubar, Surabaya Kembali Kondusif
Dalam orasinya, peserta aksi menuntut agar pencabutan UU TNI.
"Masih banyak UU yang belum disahkan. UU perampasan aset salah satunya, Sudah lama belum disahkan. UU TNI baru diajukan, sudah bisa langsung disahkan," ujar Ghofur, orator dari Aliansi BEM mahasiswa.
Pada pukul 16.15 WIB, suasana tiba-tiba memanas. Beberapa peserta aksi melempar botol minuman ke arah Gedung Negara Grahadi Surabaya. Akibatnya, tim Dalmas Polrestabes bergerak dengan mengerahkan dua unit mobil water canon.
Baca juga: Demo BEM Jatim Bubar, Surabaya Kembali Kondusif
Mobil water canon itu dikerahkan untuk memukul mundur pendemo. Bom molotov, petasan, dan batu saling berhamburan ke arah Gedung Negara Grahadi Surabaya. Tampak juga peserta aksi yang merusak CCTV di depan SDN Kaliasin I.
Namun, sekitar pukul 16.40 WIB, menjelang buka puasa, suasana sudah sedikit kondusif.
Editor : Budi Setiawan