Surabaya, MCI News - Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur menyetujui pemberian alokasi anggaran sebesar Rp25 miliar untuk penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
"Anggaran Rp25 miliar ini dialokasikan kepada Dinas Peternakan (Disnak) Jatim untuk pengadaan obat-obatan, vitamin, pendampingan peternak, serta vaksinasi bagi ternak yang terserang PMK," ujar anggota Banggar DPRD Jatim Muhammad Ashari, Rabu (29/1/2025).
Ashari mengatakan, alokasi yang disetujui itu lebih kecil dari pengajuan Disnak Jatim yang awalnya mengusulkan Rp150 miliar. "Kami menyetujui Rp25 miliar sesuai dengan kebutuhan yang dapat dipenuhi saat ini."
Meski demikian, dia berharap, anggaran tersebut dapat mengurangi dampak PMK terhadap sektor peternakan serta mempercepat pemulihan ekonomi para peternak. DPRD Jatim tetap berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan kesehatan hewan yang berpotensi mengganggu perekonomian daerah.
"Dengan dukungan anggaran ini, peternak diharapkan kembali berproduksi secara aman. Tenaga kesehatan hewan juga bisa lebih maksimal mencegah dan menangani PMK," kata anggota Fraksi PKB DPRD Jatim dari Daerah Pemilihan Nganjuk-Madiun itu.
PMK sempat merebak di Jatim, sehingga berdampak signifikan pada sektor peternakan. Pemprov Jatim daerah terus berupaya melakukan pengendalian melalui berbagai langkah strategis, diantaranya sudah mendistribusikan 25 ribu dosis vaksin melalui Disnak Jatim.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono menyatakan, anggaran sebesar Rp25 miliar itu untuk membeli vaksin PMK tambahan sebanyak 320 dosis.
"Itu untuk beli vaksin semuanya. Sebanyak 320 ribu dosis. Jumlah itu melengkapi 1,7 juta dosis yang diberikan Kementerian Pertanian," ujar Adhy Karyono.
Selain itu, Pj. Gubernur mengapresiasi kerja sama soal vaksin PMK dengan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Unair.
Unair sendiri diketahui sudah meluncurkan produksi vaksin PMK pada November 2024, hasil kerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.(red)
Editor : Budi Setiawan