Malang, MCI News - Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada 2024 mengalami penurunan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi paska-pandemi Covid-19.
BPS Kota Malang mencatat, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,41% pada 2024, turun dari pencapaian 6,07% pada 2023 dan 6,32% pada 2022.
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin dalam konferensi pers, Selasa 4 Februari 2025, mengatakan, penurunan itu sesuai tren perlambatan yang terjadi di seluruh wilayah Provinsi Jawa Timur.
Kota Malang mencatat deflasi sebesar 0,22 persen tahun ke tahun (year on year/YoY) pada Februari 2025.
Umar Sjaifudin mengungkapkan, penurunan dipengaruhi oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang memberi andil sebesar 1,80% terhadap deflasi umum.
Deflasi bulanan (month-to-month/M-to-M) Kota Malang pada Februari 2025 mencapai 0,69ngan kontribusi serupa dari kelompok perumahan dan utilitas domestik yang memberi andil sebesar 0,70%.
Beberapa komoditas utama yang menyumbang deflasi< kata Umar, meliputi tarif listrik, bawang merah, daging ayam ras, dan cabai rawit serta cabai merah. Deflasi untuk tahun kalender Kota Malang pada Februari 2025 tercatat sebesar 1,28%.
Dia juga mencatat, komoditas tarif listrik berperan dominan dalam penentuan deflasi, baik secara bulanan, year-to-date (YtD), maupun YoY. Selama lima tahun terakhir, komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi pada Februari biasanya terdiri dari daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, dan telur ayam ras.
Analisis terhadap perkembangan harga beberapa komoditas dalam kelompok makanan, minuman, dan tembakau menunjukkan, bawang merah, tomat, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah mengalami penurunan harga dibanding bulan sebelumnya.
Editor : Budi Setiawan