Jakarta, MCI News - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta para pengelola kawasan wisata alam melakukan penguatan antisipasi kerawanan bencana selama masa libur Lebaran 2025.
“Perlu kolaborasi pemerintah, pengelola destinasi wisata alam, dan masyarakat pelaku perjalanan wisata. Mulai mengenali kerawanan bencana di daerah tujuan wisata itu apa, apakah banjir, longsor atau apa. BNPB sudah menyiapkan semua itu yang dapat diakses melalui aplikasi InaRisk,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Senin 17 Maret 2025.
Ia menjelaskan, petugas Basarnas, dan BPBD wajib bersiaga di sejumlah destinasi wisata di setiap daerah. Penguatan upaya mitigasi juga harus dipersiapkan pengelola destinasi wisata alam.
BNPB mengingatkan para pengelola kawasan wisata swasta ataupun pemerintah daerah menyiapkan peralatan penanganan risiko bencana, seperti sirine yang akan berbunyi ketika terjadi kondisi darurat dan zona evakuasi.
Abdul Muhari berharap para pelaku perjalanan wisata peka terhadap kondisi cuaca yang apabila berpotensi hujan lebat, maka menghindari daerah wisata, seperti sungai, air terjun, maupun perkemahan di lereng perbukitan.
Analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut curah hujan sedang-deras masih akan mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia. Perkiraan itu berlaku sampai dengan dasarian (satuan waktu meteorologi yang terdiri dari 10 hari) pertama April, termasuk Pulau Jawa.
“Nah jika tiba-tiba debit air naik dan air berubah warna menjadi keruh, maka semua harus segera dievakuasi ke titik kumpul yang aman,” katanya.
Editor : Budi Setiawan