Jakarta, MCI News - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menjadi panelis dalam pertemuan bertajuk Indonesia International Financial Inclusion Summit (IFIS) 2025 yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Selasa 6 Mei 2025.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh Tony Blair Institute for Global Change (TBI) dan Gates Foundation yang juga berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI tersebut, Wagub Emil memaparkan berbagai kebijakan Pemberdayaan Perempuan yang ada di Jatim.
Ia mengatakan, program-program tersebut merupakan wujud komitmen Pemprov Jatim dalam pemberdayaan perempuan melalui inklusi keuangan. Program pertama yang disebut Wagub Emil adalah Bantuan Kewirausahaan Inklusif dan Produktif Jawa TimurtimDi dalamnya terdapat program Putri Jawara (Perempuan Tangguh Mandiri Jatim Wani Sejahtera) yang difokuskan pada pemberdayaan perempuan.
“Jadi bagaimana kita empowerement, yaitu dengan memberikan mereka modal yang juga dibina agar mereka bisa sustain atau berlanjut,” ungkap Emil.
Ia menjelaskan, tidak sekadar bantuan modal, program tersebut disertai coaching clinic yang didalamnya disiapkan support system berbasis grup. Harapannya terdapat benchmark di dalam grup yang bisa memberikan pengaruh dan semangat positif.
“Dari support group itu, kita nantinya bisa lakukan skilling up melalui program 'Putri Jawara',” lanjutnya.
Selain 'Putri Jawara', program selanjutnya adalah Jatim Puspa. Sebagai lanjutan Jatim Puspa hadir untuk memberikan bantuan modal usaha bagi para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) graduasi Program Keluarga Harapan (PKH).
“Di program ini kita lakukan shift dari charity ke empowerment. Harapannya, para penerima ini nantinya bisa sustain dan tidak kembali di bawah garis kemiskinan,” tutur Emil.
Hasil dari upaya pemberdayaan perempuan di Jatim melalui program-program itu, dijelaskan Emil juga terlihat dalam Indek Pembangunan Gender (IPG) Jatim tahun 2024 yang terus naik dan melebihi nasional, yaitu 93,05. Kemudian juga nilai Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Jatim yang terus turun menjadi 0,347 di tahun 2024. Angka tersebut menempatkan Jatim dalam posisi keenam nasional dan lebih rendah dari nasional.
“Semakin rendah capaian IKG nya maka lebih baik. Ini bukti bahwa ketimpangan gender juga berpengaruh dalam pertumbuhan perekonomian di Jawa Timur yang semakin meningkat,” pungkasnya.
Editor : Yama Yasmina