Jakarta, MCI News – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan sebagian wilayah sejatinya sudah memasuki musim kemarau. Kendati demikian, fenomena kemarau basah sedang terjadi.
Cuaca cepat berubah, cenderung cerah pada pagi dan siang, lalu berubah menjadi hujan di sore atau malam hari. Musim kemarau penuh diprediksi akan terjadi pada Juni hingga Agustus 2025. Puncaknya diprediksi pada Agustus.
"Kondisi atmosfer dapat menjadi sangat labil akibat interaksi suhu permukaan laut, tekanan udara, dan kelembaban yang tinggi, sehingga memungkinkan adanya pembentukan awan konvektif seperti Cumulonimbus yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat, petir, angin kencang, hingga hujan es," tulis BMKG di laman resminya.
BMKG mencatat dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat telah memicu bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah.
"Kejadian tersebut tidak hanya diakibatkan oleh mekanisme konvektivitas lokal yang sering terjadi pada masa peralihan, melainkan juga dipengaruhi oleh dinamika atmosfer berskala lebih luas, yaitu aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang-gelombang atmosfer," jelas BMKG.
Selain itu, gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial juga cenderung persisten berpropagasi di sebagian wilayah Indonesia. Fenomena-fenomena tersebut berpotensi memberikan pengaruh signifikan dalam memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan, khususnya di bagian barat dan tengah Indonesia.
Prakiraan Cuaca Periode Jumat sampai Senin (23-26/5/2025)
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.
Masyarakat juga diimbau untuk memantau informasi melalui kanal digital BMKG.
Editor : Yama Yasmina