Surabaya, MCI News - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mendorong pengusaha asal Thailand untuk menanamkan investasi di sektor pengolahan produk tembaga dan hortikultura di Jawa Timur. Ajakan ini disampaikan dalam forum Business Matching antara pengusaha Jawa Timur dan delegasi bisnis Thailand yang berlangsung di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Kamis (19/6/2025).
Sebanyak 18 pengusaha Thailand yang tergabung dalam delegasi resmi yang dipimpin oleh Thailand Board of Investment (BOI), hadir untuk menjajaki peluang kerja sama di berbagai sektor industri. Fokus utama diarahkan pada investasi industri turunan tembaga, pengolahan hasil hortikultura, serta berbagai sektor lain seperti plastik, teknologi digital, konstruksi, energi terbarukan, otomotif, hingga industri keuangan dan pariwisata.
"Atas nama Kadin Jawa Timur, kami mengucapkan selamat datang kepada delegasi Thailand. Kehadiran Anda merupakan momen penting untuk mempererat hubungan ekonomi bilateral yang selama ini telah berjalan baik," ujar Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, dalam sambutannya.
Menurutnya, potensi kerja sama antara Jawa Timur dan Thailand sangat besar. Terutama di sektor hilirisasi tembaga. Thailand saat ini merupakan salah satu negara tujuan ekspor tembaga dari Jawa Timur, di mana komoditas tersebut sebagian besar digunakan sebagai bahan baku. Adik menilai, daripada terus mengimpor bahan mentah, akan lebih strategis jika Thailand mendirikan pabrik pengolahan langsung di Jawa Timur, seperti industri kabel atau elektronik.
"Freeport sudah punya smelter di Gresik, dan salah satu produk turunannya adalah tembaga. Kenapa tidak sekalian buat industri hilirnya di sini? Nilai tambahnya akan jauh lebih besar, dan Thailand bisa menghemat logistik," tegasnya.
Selain itu, sektor hortikultura juga menjadi prioritas kerja sama. Jawa Timur memiliki produksi buah dan sayur yang melimpah, sementara Thailand dikenal unggul dalam teknologi pengolahan dan pengawetan hasil pertanian. "Thailand punya teknologi pengeringan buah dan sayur yang sangat bagus. Bayangkan kalau itu dikombinasikan dengan bahan baku dari Jatim. Potensinya luar biasa," tambah Adik.
Data Kadin mencatat, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Thailand pada 2024 mencapai US$670,15 juta, naik signifikan 75,93ri tahun sebelumnya. Komoditas unggulan mencakup tembaga, plastik, olahan daging dan ikan, serta produk kimia.
Sementara impor nonmigas dari Thailand mencapai US$946,72 juta, didominasi oleh plastik, gandum, gula, bahan kimia organik, dan mesin mekanik. Meski neraca perdagangan masih defisit, namun hal ini menunjukkan kuatnya keterkaitan rantai pasok antara kedua wilayah.
Dalam kurun waktu 2010 hingga triwulan I 2025, terdapat 49 proyek investasi Thailand di Jatim dengan nilai total mencapai US$72,18 juta. Sektor yang diminati meliputi industri makanan, kimia, logam, dan energi, sejalan dengan agenda hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah daerah.
Adik juga mengajak investor Thailand untuk melihat Jawa Timur bukan sekadar sebagai pasar, tetapi sebagai basis produksi dan ekspor regional. "Kami memiliki infrastruktur pelabuhan yang kuat, kawasan industri yang berkembang, serta bonus demografi. Kami siap menjadi mitra utama Thailand di kawasan timur Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, Deputy Secretary General of Thailand Board of Investment, Mr. Narucha Ruchupan, menyambut baik ajakan tersebut. Ia berharap forum ini menjadi pintu pembuka hubungan dagang dan investasi yang lebih intensif antara kedua negara. Ia menyebut kegiatan ini sebagai momen penting memperluas jaringan bisnis dan membangun kolaborasi yang lebih erat di masa depan.
"Kami sangat berharap kegiatan ini membuka peluang bisnis konkret. Jawa Timur adalah kawasan strategis dengan potensi besar bagi pengusaha Thailand untuk berinvestasi dan bermitra," ujarnya.
Acara dilanjutkan dengan sesi business matching yang mempertemukan para pelaku usaha dari kedua negara untuk menjajaki kerja sama konkret di sektor masing-masing. Dalam sesi business matching tersebut, masing-masing perusahaan berkesempatan untuk mempresentasikan produk, menjalin komunikasi langsung, dan menjajaki langkah tindak lanjut.
Banyak di antaranya tertarik untuk mengembangkan jaringan distribusi, kerja sama produksi bersama, serta joint venture di sektor energi dan manufaktur. "Kadin Jatim berharap pertemuan ini akan menghasilkan kesepakatan bisnis nyata serta memperkuat posisi Jawa Timur sebagai mitra strategis Thailand di bidang industri, perdagangan, dan investasi," pungkas Adik
Editor : Fahrizal Arnas