Surabaya, MCI News - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menegaskan keseriusannya dalam memperluas kerja sama pengiriman tenaga kerja terampil (skillworker) ke Jepang. Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan antara jajaran Kadin Jatim dengan Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, yang dipimpin oleh Konsul Jenderal Takonai Susumu, Kamis (5/6/2025), di Graha Kadin Jatim.
Kunjungan kehormatan ini menjadi ajang perkenalan resmi Konjen Takonai yang baru ditugaskan di Surabaya, menggantikan Konjen sebelumnya, Takiyama Yoshifumi. Ia hadir bersama Consul of Economic Division, Hiramatsu Yoji, serta staf lokal bagian Politik dan Ekonomi, Rena.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menyambut baik kehadiran delegasi Jepang. Menurutnya, hubungan Kadin dengan Konsulat Jepang selama ini berjalan sangat erat, dan kontribusi Konjen sebelumnya sangat terasa dalam mendukung berbagai kegiatan Kadin, terutama dalam sektor perdagangan dan pendidikan.
“Kami merasa terhormat dan senang bisa menerima kunjungan Konjen Jepang yang baru. Hubungan kita selama ini sudah sangat baik, dan kami berharap bisa melanjutkan serta memperluas kolaborasi di masa depan,” ujar Adik.
Adik mengungkapkan bahwa salah satu fokus utama Kadin Jatim saat ini adalah pengembangan sumber daya manusia, termasuk program pengiriman skillworker ke Jepang. Program peningkatan SDM telah dijalankan Kadin Jatim sejak beberapa tahun yang lalu. Salah satunya bekerjasama dengan IHK Trier Jerman dan Swisscontact guna melaksankan revitalisasi program pemagangan di Jawa Timur.
Dalam hal pengiriman tenaga kerja terampil, ia menegaskan bahwa Kadin tidak bertindak sebagai penyalur tenaga kerja, melainkan sebagai fasilitator yang menjembatani dunia pendidikan dan industri luar negeri, agar tenaga kerja asal Jawa Timur benar-benar siap dan kompeten saat memasuki pasar kerja internasional.
“Kami seleksi, kami bina dan kami didik dulu, hardskill dan softskillnya, keahlian bahasanya juga. Kami punya komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM Jatim. Karena kami percaya, kunci dari semua sektor adalah SDM yang unggul dan siap bersaing,” tegasnya.
Tak hanya Jepang, Kadin Jatim juga telah menjalin kerja sama pemagang ke Jerman l. Namun, Adik menilai bahwa peluang di Jepang lebih besar karena ragam bidang kerja yang terbuka lebih luas dibandingkan Jerman
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan Internasional dan Promosi Luar Negeri Kadin Jatim, Tommy Kaihatu, menambahkan bahwa hubungan ekonomi antara Jepang dan Jawa Timur selama ini terjalin sangat baik. Ia berharap melalui momentum ini, hubungan tersebut bisa lebih diperkuat, tidak hanya dalam bidang ekspor-impor, tetapi juga dalam pendidikan dan teknologi.
“Kita punya sejarah panjang dan kerja sama yang baik dengan Jepang. Sudah saatnya kita perluas cakupannya, terutama dalam sektor yang menyentuh SDM secara langsung,” ujar Tommy.
Dari sisi perdagangan, data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jatim mencatat neraca perdagangan antara Jawa Timur dan Jepang selama lima tahun terakhir selalu mencatatkan surplus. Pada 2024, surplus perdagangan mencapai puncaknya, yaitu US$ 2,91 miliar, tertinggi sepanjang periode tersebut.
Ekspor utama Jawa Timur ke Jepang antara lain adalah perhiasan dan permata, produk kayu olahan, mesin dan peralatan listrik, kertas, serta hasil perikanan seperti ikan dan udang. Di sisi impor, komoditas utama yang didatangkan dari Jepang adalah karet, mesin mekanik, serat stapel buatan, serta besi dan baja.
Ketua Kadin Surabaya, H.M. Ali Affandi, juga menyampaikan apresiasinya atas kedatangan Konjen Takonai. Ia menyebut sosok Takonai sangat memahami Indonesia karena pernah mengenyam pendidikan di UGM pada era 1990-an, bahkan fasih berbahasa Indonesia. Menurutnya, ini menjadi modal kuat dalam menjalin komunikasi lintas budaya.
“Separuh dirinya sudah menjadi Indonesia. Beliau menyampaikan kesan baiknya tentang Surabaya, bahkan menyebut kota ini lebih tertata dari Medan, tempat penugasannya sebelumnya,” ujar Affandi.
Ali Affandi juga menyampaikan ketertarikan Kadin Surabaya untuk membangun kerja sama dengan dunia pendidikan dan universitas di Jepang, termasuk minatnya dengan mengunjungi event internasional seperti Work Expo di Osaka.
Sementara itu, Konjen Takonai Susumu menyampaikan bahwa Jepang saat ini tengah menghadapi tantangan demografis serius, terutama menurunnya jumlah penduduk usia produktif. Ia menyebut bahwa pengiriman tenaga kerja muda dari Indonesia, khususnya Jawa Timur, dapat menjadi solusi strategis yang saling menguntungkan.
Data Kementerian Dalam Negeri Jepang menunjukkan bahwa per Oktober 2024, populasi Jepang turun menjadi 120,3 juta jiwa, penurunan tahunan terbesar dalam sejarah. Jumlah usia produktif (15–64 tahun) kini hanya 59,6ri total populasi, jauh di bawah rasio tenaga kerja negara-negara maju lainnya.
“Kami sangat menghargai tenaga kerja dari Jawa Timur. Budaya kerja masyarakatnya cocok dengan Jepang, dan kami berharap kerja sama ini bisa dilanjutkan bahkan ditingkatkan,” ungkap Takonai.
Pertemuan tersebut juga membahas peluang investasi dan perluasan kerja sama dagang antara Jepang dan Jawa Timur. Meski pasar Jepang besar, Konjen Takonai mengingatkan bahwa persaingan sangat ketat.
Kunjungan kehormatan ini diakhiri dengan semangat bersama untuk terus memperkuat kerja sama bilateral, baik di bidang perdagangan, pendidikan, maupun ketenagakerjaan. Kadin Jatim pun menyatakan kesiapan untuk menjadi jembatan strategis antara dunia industri Jepang dan potensi besar SDM Jawa Timur.
Editor : Fahrizal Arnas