Jakarta, MCI News – Viral di media sosial video buatan artificial intelligence (AI) tentang promosi Candi Borobudur dengan menyebut kata umrah. Dalam video AI itu, terlihat anak perempuan dengan latar candi Borobudur. Video itu mulanya membahas terkait keris, bakar kembang kemenyan.
Selanjutnya, video itu membahas leluhur yang mewariskan tanah suci. Pada bagian ini perempuan dalam video buatan AI itu berbicara dengan latar Candi Borobudur.
Video itu kemudian menyinggung orang yang ingin ke tanah suci harus membayar puluhan juta dan sampai antre. Video AI itu lalu menggunakan kata 'umrah'. Dia mengajak 'umrah' ke sejumlah candi wisata religi Buddha, termasuk Candi Borobudur.
"Minimal umrah ke Pringgodani, gunung Lawu, Candi Ceto, Candi Sukuh, Candi Borobudur tanah suci para leluhur," tutur model gadis perempuan itu.
Mereka juga menyampaikan jika wisata religi di destinasi-destinasi tersebut lebih terjangkau biayanya. Serta menyebut ibadah umrah agama lain yang harus ke luar negeri dengan biaya puluhan juta, bahkan harus antre.
Konten itu menggunakan istilah umrah secara khusus merujuk pada ibadah ke Tanah Suci dalam agama Islam. Penggunaan kata ini dalam konteks yang berbeda dianggap sensitif dan menyinggung syariat agama lain.
Hingga akhirnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah Amanah, KH Cholil Nafis, ikut buka suara. Ia bahkan meminta agar pembuat video tidak membawa-bawa agama lain.
"Ini kok istilahnya umrah ya, yang disuruh ngomong anak-anak. Mau wisata ke Borobudur atau ke sungai silahkan suka-suka. Tapi juga jangan nyenggol agama lain yang pulahan juta umrah maupun yang antri haji ya suka-suka aja. Toh kita menganut bebas menjalankan ajaran agama masing-masing. Dasarnya Pancasila," ungkapnya di akun media sosial X.
https://x.com/cholilnafis/status/1929464887337685144
Editor : Yasmin Fitrida Diat