Surabaya, MCI News - Menjelang dibukanya Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun 2025, Dinas Pendidikan (Diknas) Jawa Timur menyiapkan skema beasiswa bagi calon murid baru yang tidak bisa masuk SMA/SMK negeri se-Jatim.
Dari catatan Diknas Jatim, jumlah calon murid baru yang akan diterima SMA/SMK negeri di Jatim sebanyak 2.83 ribuan, sementara jumlah lulusan SMP tahun ini mencapai 4.600 ribuan. Artinya, ada sekitar 60% tidak diterima di negeri.
“Yang tidak diterima, bagaimana ada beasiswa seperti yang pernah disampaikan Ibu Gubernur, bahwa kami nanti akan memberikan beasiswa. Ada beasiswa penuh dan beasiswa terjangkau yang diberikan oleh sekolah swasta kepada siswa yang tidak diterima di sekolah negeri,” tutur Aris.
Aris juga menjelaskan, penerima beasiswa tersebut adalah mereka yang tidak menerima bantuan-bantuan pemerintah, seperti PIP atau yang lain.
Terkait sistem zonasi yang sebelumnya diberlakukan, Aris memastikan sudah diganti dengan system domisili. Menurutnya, perubahan sistem ini lebih mempermudah. “Kalau dulu kan jarak, kalau domisili itu ada batas-batasnya tapi juga berdasarkan nilai yang dimiliki oleh masing-masing calon murid,” ungkap Aris.
Ia yakin, SPMB tahun ini akan lebih baik, karena Diknas akan menggunakan system Artificial Intellegence (AI). Dengan AI karya ITS yang dinamakan Senopati itu, orang tua atau calon murid bisa berbicara dengan AI.
“Orang tua atau calon murid yang mau masuk ke sekolah tertentu, mereka tinggal kirim datanya saja. Kemudian bertanya, ‘apakah anak saya dengan alamat ini dengan data ini bisa masuk ke SMA ini?’ nanti bisa langsung dijawab,” ungkapnya.
Aris percaya, sistem baru ini tidak punya celah yang bisa menimbulkan persoalan baru. Sebab, Diknas telah mencobanya dengan Chat GPT dan Gemini, semuanya dijawab dengan baik.
Sekolah Rakyat
Sementara itu, terkait sekolah rakyat, Aris menjelaskan bahwa Diknas Jatim siap memenuhi dan menyiapkan sekolah yang akan dipakai. “Sekolah Rakyat itu leading sector-nya Kementerian Sosial dan Dinas Sosial. Kami hanya pemenuhannya dan kesiapan sekolah yang akan dipakai,” jelas Aris.
Ia mencontohkan, salah satu sekolah di bawah naungan Diknas Jatim, yakni Sekolah Maritim di Lamongan yang akan digunakan untuk Sekolah Rakyat. Diknas pun memastikan pemakaian sekolah tersebut untuk Sekolah Rakyat, dengan catatan memang dibutuhkan.
“Kalau kami ditanya berkenan atau tidak sekolah itu dipakai, kami berkenan. Asal sekolah itu bukan SMA, tapi SMK lantaran statusnya sudah SMK,” pungkasnya.
Editor : Fahrizal Arnas