Surabaya, MCI News – Seorang warga negara Indonesia (WNI) berinisial SM meninggal dunia, saat berada di gurun pasir Arab Saudi ketika tengah hendak berangkat ke Makkah. SM berada di gurun saat hendak menunaikan ibadah haji melalui jalur tidak resmi (27/5/2025).
SM tidak pergi sendirian. Pria berusia 42 tahun ini bersama beberapa rekannya, nekat menempuh jalur gurun menggunakan jasa taksi gelap. Setelah diturunkan oleh sopir taksi, mereka terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki di tengah suhu ekstrem gurun pasir.
Namun, perjalanan mereka terdeteksi oleh drone milik otoritas keamanan Arab Saudi. SM diduga mengalami dehidrasi berat hingga akhirnya tidak sadarkan diri dan meninggal dunia. Sementara dua rekannya lainnya dilaporkan kritis.
"Ketiganya nekat masuk Makkah tanpa prosedur resmi. Mereka ditinggalkan di tengah gurun oleh sopir taksi lalu ditemukan aparat keamanan menggunakan drone. SM sudah dalam keadaan meninggal, sementara dua lainnya dirawat di rumah sakit," demikian penjelasan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Yusron B Ambary.
Sempat Kabur dari Razia
Sebelum meninggal, Yusron menjelaskan, SM bersama 10 WNI lain sempat terjaring razia aparat Saudi dan diusir ke Jeddah, tapi tetap nekat kembali ke Makkah.
"Sebelum dicampakkan di tengah gurun pasir itu, almarhum SM bersama 10 WNI lainnya sudah sempat terjaring razia aparat keamanan Saudi dan diusir ke Jeddah. Tetapi SM tetap berupaya kembali ke Makkah melalui jalur tidak resmi," terangnya.
Saat ini, jenazah bapak dua anak itu masih di rumah sakit Makkah dan KJRI telah berkoordinasi dengan pihak keluarga di Madura untuk proses pemulangan. Konjen RI Jeddah mengimbau agar WNI tidak tergiur ajakan berhaji ilegal karena sangat berbahaya dan melanggar hukum.
Dosen UIM
Rektor Universitas Islam Madura, Ahmad mengkonfirmasi bahwa SM adalah salah satu dosen di kampus UIM, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Sebagai rektor, Ahmad mengetahui bahwa SM memang sedang berangkat ke Makkah untuk berhaji.
"Empat hari sebelum berangkat, SM sempat pamitan hendak menunaikan ibadah haji dan umrah," ungkapnya ke awak media.
Dalam pertemuan itu, Ahmad sempat menanyakan legalitas travel dan visa yang dipakai SM ke Tanah Suci, mengingat saat ini pemerintah Arab Saudi memberlakukan aturan yang sangat ketat.
"Waktu itu, dia merasa aman dan yakin. Juga minta didoakan saja," ujarnya.
Kabar duka ini disampaikan pihak kampus melalui akun resmi Instagram @universitas_islam_madura.
Editor : Yasmin Fitrida Diat