Surabaya, MCI News – Pendakwah Yahya Waloni meninggal dunia saat menjadi khatib salat Jumat di Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (6/6/2025). Ia menghembuskan napas terakhir di usia 54 tahun.
Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti mengungkapkan, Ustaz Yahya Waloni masih berpidato lancar saat menjadi khatib di khutbah pertama. Namun, pada saat khutbah kedua mantan pendeta tersebut jatuh dan tak sadarkan diri.
"Sudah khotbah pertama, semangat, menyampaikan tentang ketauhidan. Begitu sudah duduk, khotbah kedua, menyampaikan beberapa menit, langsung jatuh," jelasnya.
Di saat pendakwah kondang itu terduduk, jemaah masjid pun kaget lantaran Ustaz Yahya Waloni tak kunjung berdiri dan kondisinya melemah. Sebelum membacakan doa penutup, ia tiba-tiba memegang dada dan terjatuh di mimbar.
"Sudah tidak bangkit lagi. Allahuakbar kata terakhir. Kalau kita mendengar suaranya sehat, kan, lantang. Di khotbah keduanya mulai agak reda," ungkap dia.
Kemudian para jemaah langsung memberikan pertolongan dan membawanya ke rumah sakit (RS). Namun, Ustaz Yahya Waloni dinyatakan meninggal dunia oleh RS.
Hingga kini, belum ada konfirmasi resmi mengenai penyebab medis kematiannya, namun indikasi awal menunjukkan kondisi kritis saat ia dibawa ke rumah sakit terdekat.
Setelah dinyatakan meninggal di rumah sakit, jenazah almarhum sempat dibawa kembali ke Masjid Darul Falah untuk dishalatkan. Jenazah akan segera diterbangkan ke Jakarta untuk dimakamkan dan diserahterimakan kepada pihak keluarga di rumah duka.
Sebelum berceramah di Masjid Darul Falah, Ustaz Yahya Waloni sempat menyampaikan khotbah salat Iduladha di Jalan Rajawali Makassar.
Profil Ustaz Yahya Waloni
Ustaz Yahya Waloni kelahiran Manado, Sulawesi Utara pada (30/11/1970) itu dibesarkan dalam keluarga Kristen yang taat dan sempat menjadi pendeta serta akademisi.
Perubahan besar dalam hidupnya terjadi pada Oktober 2006, saat Yahya Waloni dan istrinya memutuskan untuk memeluk Islam. Setelah menjadi Muslim, ia mengganti namanya menjadi Muhammad Yahya Waloni, sedangkan istrinya menjadi Mutmainnah.
Usai menjadi Muslim, Yahya aktif berdakwah. Ia dikenal lewat ceramah-ceramahnya yang diunggah ke media sosial dan YouTube. Namun, gaya ceramahnya yang blak-blakan dan sering menyentuh isu-isu sensitif antaragama membuatnya menuai banyak kontroversi.
Pada Januari 2022, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis 5 bulan penjara dan denda Rp50 juta kepada Yahya Waloni. Ia dinyatakan bersalah melakukan ujaran kebencian yang bernuansa SARA.
Setelah menyelesaikan masa hukumannya, Yahya Waloni sempat menyampaikan permintaan maaf kepada publik, khususnya umat Nasrani.
Editor : Yasmin Fitrida Diat