Menyusul kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Donald Trump

Kanada Cari Alternatif Jet Tempur F-35

mcinews.id
Kanada tengah mencari pesawat tempur alternatif F-35 imbas kebijakan tarif Trump. (Foto: CBS News)

Toronto, MCI News - Menteri Pertahanan Kanada Bill Blair menyatakan, negaranya kini aktif mencari alternatif pesawat jet tempur F-35. Langkah itu ditempuh akibat kebijakan tarif dan ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin menarik Kanada menjadi bagian dari negaranya.

"Itu merupakan jet tempur yang diidentifikasi oleh angkatan udara kami sebagai platform yang mereka butuhkan, tetapi kami juga sedang mengkaji alternatif lain, apakah semua jet tempur tersebut harus berupa F-35," kata Blair kepada CBC News, Jumat malam 14 Maret 2025.

Baca juga: Amerika Tunda Kenaikan Tarif Impor dari Indonesia hingga 90 hari ke Depan, Kadin Jatim: Indonesia harus Cerdas dan Cepat

Blair menambahkan, Perdana Menteri Kanada Mark Carney telah memintanya melakukan kajian dan berdiskusi dengan pihak lain, khususnya jika ada peluang untuk merakit jet tempur itu di Kanada.
Pemerintah Kanada tengah berunding dengan militer untuk menentukan opsi yang paling sesuai dengan kepentingan nasional dan kebijakan pertahanan negara.

CBC mengatakan dalam laporan yang diterbitkan pada Sabtu WIB, masyarakat Kanada mendesak pemerintah untuk membatalkan kontrak senilai US$19 miliar (sekitar Rp311,6 triliun) untuk pembelian F-35 dengan AS dan mencari pemasok alternatif.

Kanada menandatangani kontrak pengadaan 88 jet tempur pada 2023 dan telah membayar 16 unit F-35, yang dijadualkan tiba awal 2026.

Blair mengatakan, negaranya mungkin akan melanjutkan pesanan tersebut, tetapi mencari sisanya dari pemasok Eropa, seperti pesawat Saab Gripen dari Swedia.

Baca juga: Indonesia Harus Lawan Balik Terapkan Tarif Sama dengan AS

Perusahaan Swedia itu telah berjanji untuk mengatur perakitan dan perawatan di Kanada, sementara Lockheed Martin hanya melakukannya di AS.

Trump telah berulang kali menyatakan ingin Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS untuk membantu negara tetangga tersebut menghindari tarif, di antara manfaat lain dari menyerahkan kedaulatannya untuk menjadi bagian dari AS.

Pada awal Maret, AS mengenakan tarif sebesar 25% untuk semua barang non-energi dan 10% untuk barang energi yang berasal dari Kanada, dengan alasan dugaan kelambanan negara tetangga tersebut untuk memerangi perdagangan narkoba dan migrasi ilegal melintasi perbatasan.

Baca juga: Kanada Siap Berlakukan Tarif Balasan Bagi Amerika Serikat

Pekan lalu, Trump bahkan memerintahkan menerapkan tarif menyeluruh sebesar 25% untuk semua impor baja dan aluminium.

Kanada kemudian membalas dengan mengenakan tarif sebesar 25% pada impor AS senilai hampir US$30 miliar (sekitar Rp492,15 triliun) dan menggugat kedua gelombang tarif tersebut ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Editor : Budi Setiawan

Peristiwa
Berita Populer
Berita Terbaru